Warga Enggano Alami Krisis Ekonomi, Kini Bertahan Hidup dengan Sistem Barter

Warga Enggano Alami Krisis Ekonomi, Kini Bertahan Hidup dengan Sistem Barter--ist/Rakyatbengkulu.com
Fahmi menyebut, kerugian akibat mandeknya distribusi pertanian di Enggano mencapai Rp1,8 miliar per bulan, termasuk hasil pisang, kakao, kopi, pinang, melinjo, dan lainnya.
Solusi yang ditawarkan sederhana, yakni ketersediaan kapal pengangkut minimal 10 unit per jadwal keberangkatan.
"Soal biaya, kan bisa disubsidi dari pemerintah. Kan selama ini, klaimnya ada miliaran terus. Tinggal lagi, ada iktikad tidak pemerintah daerah soal Enggano. Krisis ini tidak bisa ditutupi dengan citra. Faktanya, Enggano hari ini mengenaskan," ujar Fahmi.
AMAN dan para kepala suku di Enggano kini mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam menyelamatkan ekonomi lokal.
Bagi mereka, ini bukan lagi sekadar soal bantuan sosial, tetapi keberpihakan struktural yang nyata terhadap wilayah terluar negeri ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: