HONDA

Warga Enggano Alami Krisis Ekonomi, Kini Bertahan Hidup dengan Sistem Barter

Warga Enggano Alami Krisis Ekonomi, Kini Bertahan Hidup dengan Sistem Barter

Warga Enggano Alami Krisis Ekonomi, Kini Bertahan Hidup dengan Sistem Barter--ist/Rakyatbengkulu.com

RAKYATBENGKULU.COM – Krisis ekonomi berkepanjangan masih melanda Pulau Enggano, salah satu wilayah terluar Indonesia di Provinsi Bengkulu. 

Hingga pertengahan Juni 2025, lebih dari 4.000 warga di pulau yang terletak di Samudera Hindia itu terpaksa bertahan hidup dengan sistem barter karena tidak adanya sirkulasi ekonomi uang tunai.

Dalam pertemuan komunitas adat bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu, Paabuki Enggano, Milson Kaitora, menyebutkan bahwa lumpuhnya perekonomian lokal terjadi akibat terhentinya pengangkutan hasil bumi masyarakat yang bergantung sepenuhnya pada akses kapal laut.

"Kehidupan ekonomi di sini boleh dibilang lumpuh. Warung-warung sepi, rumah makan bahkan ada yang tutup. Tidak ada orang berbelanja, karena tidak ada uang," kata Milson dalam temu kampung di Malakoni.

BACA JUGA:Helmi-Mian Dorong Akselerasi Layanan Publik, Infrastruktur dan Kesehatan Jadi Prioritas RPJMD 2025–2029

BACA JUGA:DIY Minuman Sehat: Ciptakan Ramuan Probiotik Sendiri dengan Modal Nanas dan Stoples Kaca

Kondisi ini semakin ironis karena meskipun Kapal Ferry Pulo Tello sudah kembali beroperasi untuk mengangkut penumpang, kapal pengangkut barang dan hasil pertanian warga masih belum tersedia secara reguler.

"Meski harus turun di tengah laut kalau ke kota, tapi cukuplah. Tapi bagaimana hidup kami di sini, ini yang tidak diperhatikan pemerintah," tambahnya.

Dampak nyata dari krisis ini merata hingga ke akar ekonomi rumah tangga. 

Ketua Pengurus Daerah AMAN Enggano, Mulyadi Kauno menegaskan bahwa biaya logistik yang mahal membuat para petani kecil tidak mampu menjual hasil panennya. 

Harga sewa kapal nelayan untuk satu kali pengiriman bisa mencapai Rp18 juta hingga Rp20 juta.

BACA JUGA:Debut Panas Xabi Alonso dan Inzaghi Berakhir Imbang, Real Madrid Gagal Maksimalkan Penalti di Menit Akhir

BACA JUGA:Tindak Lanjuti Keluhan Warga, Satpol PP Tertibkan Pedagang Bandel di Luar Pasar Purwodadi

"Tidak ada yang mau panen, karena untuk apa. Hasilnya tidak bisa dijual," ungkap Mulyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: