HONDA

Pembunuh Berantai Siska Oktavia: Tragedi Berdarah di Padang Pariaman, Orangtua Wafat Menyusul Sang Putri

Pembunuh Berantai Siska Oktavia: Tragedi Berdarah di Padang Pariaman, Orangtua Wafat Menyusul Sang Putri

Pembunuhan Siska Oktavia menyimpan duka mendalam kedua orang tuanya hingga wafat --Instagram/ cover_minangindo

RAKYATBENGKULU.COM - Duka mendalam menyelimuti keluarga Siska Oktavia, satu dari tiga korban pembunuhan berantai yang dilakukan oleh tersangka berinisial SJ alias Wanda

Tak hanya Siska yang meregang nyawa secara tragis, dua nyawa lainnya turut melayang: ayah dan ibu Siska, yang wafat akibat depresi dan serangan jantung setelah mengetahui kenyataan pahit putri mereka menjadi korban mutilasi.

Siska Oktavia sebelumnya dilaporkan hilang sejak 12 Januari 2024. Selama lebih dari satu tahun, sang ibu, Nila Yunista (50), tak pernah lelah mencari dan berharap anak gadisnya pulang dengan selamat.

Namun harapan itu sirna ketika informasi penemuan jasad Siska akhirnya sampai ke telinganya.

BACA JUGA:Bupati Rifa’i Tinjau Lampu Jalan Padam di Kota Manna, Segera Dilakukan Perbaikan

BACA JUGA:Satu Jemaah Haji Asal Mukomuko Wafat Saat Perjalanan Pulang, Ini Kronologinya

“Iya, ibu Siska meninggal dunia. Beliau kena serangan jantung setelah tahu Siska jadi korban pembunuhan,” ujar Suji, kerabat dekat keluarga, dikutip dari berbagai sumber, Kamis (19/6/2025).

Nila sempat pingsan di lokasi penggalian jasad yang diduga kuat sebagai tempat dikuburkannya Siska.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Sang ibu tak kuasa menahan rasa syok, lalu dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

“Beliau pingsan karena syok berat. Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong,” imbuh Suji.

BACA JUGA:Nilai Anak Jelek? Ini Alasan Mengapa Marah Bukan Solusinya

BACA JUGA:Maia Estianty dan Irwan Mussry Absen di Acara Ngunduh Mantu Al Ghazali, Ini Alasannya

Putra bungsu Nila, Muhamad Tri Ibnu Rusdi (16), menyaksikan sendiri detik-detik ibunya tak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

“Pagi itu sekitar pukul enam, Ibu dapat pesan WhatsApp dari seseorang. Kami langsung ke lokasi,” ujar Ibnu pilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: