HONDA

Bijak Menentukan Skala Prioritas, Kebutuhan atau Keinginan di Tengah Krisis?

Bijak Menentukan Skala Prioritas, Kebutuhan atau Keinginan di Tengah Krisis?

Keinginan dan kebutuhan haruskah balance ditengah krisis --Freepik/freepik

Setelah kebutuhan dasar terpenuhi dan masih ada sisa, barulah mempertimbangkan keinginan dengan batasan yang realistis.

Selain itu, penting juga menabung atau berinvestasi untuk masa depan.

BACA JUGA:Prabowo Teken Inpres Percepat Pembangunan Enggano, Pulau Terluar Bengkulu Tak Lagi Terpinggirkan

BACA JUGA:Sempat Stagnan, Harga TBS Sawit di Mukomuko Kembali Turun, Ini Harga Tertingginya

Di masa krisis, dana cadangan menjadi pelindung utama dari kondisi tak terduga seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendadak lainnya. 

Menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan secara konsisten akan lebih bermanfaat daripada membelanjakan seluruhnya untuk hal-hal yang bersifat sementara.

Dalam mengambil keputusan keuangan, masyarakat juga perlu membedakan antara keinginan yang bisa ditunda dan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. 

Jika suatu keinginan hanya bersifat emosional sesaat, menundanya bisa menjadi bentuk pengendalian diri yang cerdas.

BACA JUGA:Sebanyak 634 PPPK Tahap I Mukomuko Resmi Dilantik, Ini Harapan Bupati Choirul Huda

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Bahas Skema Outsourcing untuk THL, Belum Ada Keputusan Final

Memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan serta menerapkan prinsip prioritas bukan berarti menekan kebahagiaan. 

Justru, kebahagiaan jangka panjang dapat dicapai melalui kestabilan finansial, rasa aman, dan kemampuan memenuhi kebutuhan secara berkelanjutan.

Di tengah ketidakpastian ekonomi, bijak dalam membelanjakan uang bukan hanya menjadi kebutuhan pribadi, tetapi juga kontribusi nyata terhadap ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat luas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: