Petani Keluhkan Sulit Dapatkan Pupuk Subsidi

Kamis 05-11-2020,09:17 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

CURUP – Selain harga sayur-sayuran yang masih rendah, sejak beberapa bulan belakangan petani juga dipusingkan dengan susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga banyak petani memilih dengan membeli pupuk non subsidi yang harganya jelas lebih mahal. ‘’Kita sudah sejak beberapa bulan belakangan beralih ke pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal dari pupuk bersubsidi. Karena cukup sulit untuk dapatkan pupuk bersubsidi. Diantaranya pupuk urea, KCL, NPK Phonska hingga pupuk organik,’’ terang salah satu petani di wilayah Selupu Rejang, Sapriadi (45) kemarin. Dijelaskan Sapriadi, kalau pupuk non subsidi harganya jauh lebih mahal yang diantaranya NPK Phonska, kalau bersubdisi per karung atau saknya seberat 50 Kg harganya hanya Rp 135.000 dan kalau non subsidi bisa menapai Rp 185.000. ‘’Jadi karena harganya cukup beda jauh dengan pupuk bersubsidi, kita terpaksa membatasi pembelian dan penggunaan pupuk saat ini. Karena kita masih butuh obat-obatan lainnya serta saprodi lain. Sedangkan harga sayur saat ini masih rendah,’’ ucap Sapriadi. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan RL Suherman mengungkapkan, tahun ini jumlah alokasi pupuk subdisi untuk Rejang Lebong sebanyak 1.600 ton dengan berbagai jenis pupuk. Seluruhnya telah didistribusikan karena sudah mendekati tutup tahun serta berakhirnya musim tanam dan menununggu penyalurannya kembali tahun depan. ‘’Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi ini sudah ada aturannya yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok tani di seluruh Kabupaten Rejang Lebong. Kebutuhan pupuk subsidi sendiri disusun dalam RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok, red) selama satu tahun dan disalurkan melalui kios-kios resmi,’’ singkat Suherman.(dtk)

Tags :
Kategori :

Terkait