BENGKULU - Sejak adanya pandemi Covid-19 pada akhir Maret lalu, wabah ini menjadi pukulan terberat bagi hampir semua lapisan masyarakat. Baik mereka yang bekerja sebagai buruh, karyawan swasta, maupun pengusaha besar maupun kecil, tidak sedikit pengusaha UMKM gulung tikar di masa pandemi covid 19 ini.
Program KOTAKU sudah sejak lama menjalankan kegiatan Pinjaman dana bergulir yang juga merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha produktif. Ini disampaikan oleh Asisten Bidang Ekonomi Kordinator Kota Program KOTAKU Bengkulu, Haris Munandar. Menurutnya kegiatan Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) yang merupakan bentuk dari “naik kelas” bagi BKM melalui UPK-nya yang dinilai berhasil dari pengelolaan pinjaman dana bergulir. "Usaha kecil dan menegah merupakan salah satu harapan kita untuk tetap menopang roda perekonomian agar tetap berjalan. Dan untuk tetap bisa hidup, UMKM ini membutuhkan suntikan modal yang juga tidak sedikit Program KOTAKU," sampainya. Dijelaskannya, Kegiatan PPMK berfokus untuk memperkuat dan mengembangkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) menjadi wadah bagi masyarakat dalam mengembangkan potensinya. Melalui proses pendampingan dan fasilitasi sehingga menjadi bagian dari proses pembelajaran masyarakat dalam dinamika kelompok. Ini dalam rangka memperkokoh ikatan kebersamaan, solidaritas dan kepedulian sesama anggotanya agar mampu memecahkan persoalan-persoalannya secara bersama, memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan bersama. "Di pandemi covid 19 ini program pinjaman bergulir dari program kotaku masih tetap berjalan dan membantu anggota kelompoknya untuk tetap bisa berproduksi di masa-masa sulit saat ini," tambahnya. Ia menjelaskan ada UPK di beberapa kelurahan yang sudah menggulirkan dananya untuk di pinjamkan kepada anggota KSM, bahkan pihaknya juga mendorong semua UPK BKM agar mencairkan dana yang ada di bank untuk di berikan kepada masyarakat. "Tentunya dengan seleksi terutama masyarakat yang betul-betul memiliki usaha," ujar Haris. Misalnya, KSM Pondok Damai Kelurahan Belakang Pondok, yang beberapa waktu yang lalu kembali mengucurkan dana untuk anggota KSM sebesar Rp 55 juta untuk 2 kelompok. Lalu Rp 25 juta untuk kelompok KSM Pondok Damai 10 yang beranggotakan 5 orang. Dimana masing-masing mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 5 juta untuk mengembangkan usahanya. Kemudian juga untuk Kelompok Pondok Damai 8 mendapatkan Rp 30 juta. Untuk diketahui, KSM Pondok Damai ini umumnya memiliki usaha berdagang, baik berdagang manisan maupun, berdagang makanan basah dan dan kering. Salah satunya, pedagang es tontong, Sukirno yang karena pandemi Covid 19 membuat usahanya sempat berhenti. Keluarganya tidak memiliki pemasukan sama sekali sehingga dana tabungan dan modal usaha habis terkuras. "Untuk memenuhi biaya hidup kita harus pakai tabungan modal, jadi saat membutuhkan modal untuk berjualan kembali. Bantuan dari KOTAKU sangat membantu untuk berjualan kembali," ucapnya. Di sisi lain, Koordinator BKM Pondok Damai Kelurahan Belakang Pondok, Milyati menjelaskan, bahwa pihaknya mendengarkan keluhan anggota KSM yang dibinanya itu tengah mengalami masa sulit. "Sehingga melalui dana yang ada di UPK BKM kembali menggulirkan dana pinjaman untuk para anggota. Yang diaminkan oleh pengurus UPK ibu Elizarti," ucap Milyati. (war/prw)Geliat Ekonomi Ala KOTAKU di Masa Pandemi
Rabu 18-11-2020,11:53 WIB
Editor : redaksi rb
Kategori :