Kesulitan Dapat Data PPKM dari Kabupaten dan Kota

Senin 07-06-2021,09:51 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

BENGKULU - Juni ini mulai dilakukan tahap kedua dari pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Drs. Rusdi Bakar, M.Pd menjelaskan sejak 1 Juni kemarin, untuk penerapan  tingkat kebijakan PPKM Mikro ini ditetapkan berdasarkan dengan zona dari masing-masing kawasan. PPKM Mikro itu ditetapkan diberlakukan untuk wilayah yang dinyatakan zona merah dan orange di lingkup yang paling kecil yakni RT dan RW. Yang penetapan zona untuk tingkat RT dan RW ini berdasarkan jumlah kasus di kawasan tersebut.

"Untuk evaluasi yang sebelumnya, kita kesulitan untuk mengumpulkan data ini. Data ini kan dari Satgas kabupaten/kota. Kita juga terus imbau agar segera disampaikan," sampainya.

Ia menjelaskan, dengan data dari Satgas Pencegahan Covid-19 di kabupaten kota. Dijadikan sebagai bahan evaluasi dari pelaksanaan PPKM berbasis Mikro ini. Sehingga dapat dipetakan, berkenaan dengan kesulitan dari penerapan PPKM ini atau sebaliknya. Juga untuk menekan angka pertambahan kasus.

"Bahkan dua mingguan lalu, sekita akhir Mei, pak Sekda selaku sekretaris Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu sudah berkirim surat ke kabupaten/kota. Namun sampai hari ini laporan tertulis nya belum ada. Kita sudah bersurat, karena kita kan butuh data itu. Makanya lewat BPBD itu kita ingatkan," tegas Rusdi.

Ia menyayangkan akan lambatnya penyampaian laporan dari Satgas Pencegahan Covid-19 kabupaten kota itu. Pasalnya, pihaknya juga diminta agar secepatnya melaporkan hasil evaluasi ini kepada Satgas Pusat. Untuk itu pihaknya terus mengingatkan kepada Satgas Pencegahan Covid-19 kabupaten kota agar mengindahkan intruksi ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu Herwan Antoni menyampaikan memasuki minggu kedua bulan ini, jumlah kasus baru mulai meningkat. Kemarin berdasarkan data dari Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu ada tambahan kasus sebanyak 63 kasus baru. Sehingga total keseluruhan mencapai 8.339 kasus.

"Paling banyak itu dari Bengkulu Utara ada 38 kasus. Selebihnya itu berkisar antara 1 hingga 8 kasus," sampahnya.

Kemudian, untuk pasien yang dinyatakan meninggal itu sebanyak 181 pasien. Sedangkan untuk konfirmasi aktif, hingga kemarin tercatat ada 845 orang, atau sekitar 10,13 persen dari jumlah kasus.

"Ada juga 42 pasien sembuh, jadi kasus sembuh ada 7.313 pasien," papar Herwan.

Untuk kasus di Bengkulu Utara ini, diakuinya saat ini kabupaten itu  berstatus zona merah. Berdasarkan data dari Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu, per 6 Juni ini diketahui Kabupaten Bengkulu Utara memiliki tambahan 38 kasus baru, sehingga keseluruhan kasus di sana ada 712 kasus.

Dari hasil laporan tim surveilans diketahui bahwa usai lebaran kemarin, jumlah kasus di Bengkulu Utara meningkat lebih banyak, dibandingkan daerah lainnya.

"Kluster lebaran ini, karena penambahan kasus ada dilingkungan satu keluarga. Kalau secara umum di Provinsi Bengkulu ini tidak terjadi ya. Kecuali di Bengkulu Utara," kata Herwan,

Ia menjelaskan berdasarkan laporan dan analisis data Dinkes Bengkulu Utara, terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi setelah lebaran ini. Kemudian, setelah dilakukan investigasi terhadap kasus, diketahui kejadian kasus yang tinggi di Bengkulu Utara tersebut diindikasikan dari kluster lebaran.

"Kalau wilayah lainnya, secara umum tidak terjadi. Surveilans nya penambahan kasus ini terjadi pada keluarga,  mereka ketemu keluarga yang beda kota. Dari situlah sumber penularan, ketika kluster itu jumlah banyak, setelah dilakukan penelusuran itu sumbernya sama," ungkap Herwan. (war)

Tags :
Kategori :

Terkait