Varian Delta Picu Gejala Buruk dan Turunkan Efektivitas Vaksin, Rosjonsyah: Perlu Strategi dalam Vaksinasi

Rabu 16-06-2021,12:04 WIB
Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb

  BENGKULU - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan dalam empat pekan terakhir terjadi peningkatan 51,4 persen varian Delta dari India di Indonesia. ’’Gejala sakit pasien lebih berat dari virus sebelumnya,’’ katanya. Kemudian juga meningkatkan resiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual.

Dengan gejala seperti itu, membuat pasien perlu dirawat di rumah sakit. Kemudian juga memerlukan tambahan oksigen. Ari mengatakan varian Delta tersebut juga memicu berbagai komplikasi. BACA JUGA:  Vaksinasi Masal Serentak di Kabupaten Bengkulu Tengah Sukses, 2.344 Warga Disuntik Vaksin Covid-19

’’Kemampuan varian delta ini menginfeksi lebih mudah dan cepat,’’ tuturnya. Jika ada sekelompok orang dalam satu ruangan, kemudian ada satu orang yang terinfeksi varian Delta tersebut, tingkat penularannya lebih cepat meski sekadar berbicara atau bahkan bersin. Jadi dia mengingatkan di manapun, termasuk di dalam ruangan, masyarakat diminta untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

Dia berharap dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan, bisa mencegah seseorang terkena Covid-19. Khususnya varian Delta tersebut. Dia menjelaskan tinggal beberapa hari saja kasus Covid-19 di Indonesia tembus dua juta kasus. Perjalan Covid-19 di Indonesia untuk mencapai satu juga butuh waktu 10 bulan (Maret 2020 – Januari 2021). Ironisnya untuk mencapai satu juta kasus berikutnya, hanya butuh waktu sekitar lima bulan.

Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara 2018-2020 Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan otoritas kesehatan masyarakat Inggris sudah menyampaikan perkembangan terakhir soa varian Delta yang bermula dari Indonesia. Perkembangan dari Inggris tersebut perlu dicermati oleh pengambil kebijakan di Indonesia. Sebab pada 14 Juni 2021 dilaporkan ada 28 kasus varian Delta di Kudus, Jawa Tengah.

Tjandra yang juga guru besar Universitas Indonesia itu mengatakan di Inggris terjadi kenaikan kasus varian Delta sebanyak 70 persen dalam sepekan. Dalam waktu sepekan kasus varian Delta di kampung halaman David Beckham itu naik dari 29.892 ke 42.323 kasus. Bahkan data terakhir menyebutkan 90 persen kasus baru Covid-19 di Inggris adalah varian Delta. Varian ini menggantikan varian Alfa yang sebulan dominan di Inggris.

Informasi lain yang diungkap di Inggris adalah varian delta 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian Alfa. Waktu penggandaannya atau doubling time antara 4,5 hari sampai 11,5 hari.

Kemudian Tjandra mengatakan laporan di Inggris pada 11 Juni menunjukkan bahwa varian Delta berpengaruh menurunkan efektifitas vaksin dibandingkan varian Alfa. ’’Pada mereka yang baru dapat suntikan vaksin satu kali, maka terjadi penurunan efektifitas perlindungan terhadap gejala sebesar 15 sampai 20 persen,’’ jelasnya kemarin (15/6).

Kabar kaitan varian Delta dengan efektifitas vaksin ini perlu dicermati. Sebab saat ini program vaksinasi Covid-19 sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Namun dia mengatakan Indonesia tentu tidak akan membandingkan varian Delta dengan varian Alfa seperti yang dilakukan di Inggris. Sebab varian Alfa bukanlah varian yang dominan di Indonesia sebelumnya.

Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi massal dalam rangka peringatan hari lanjut usia (Lansia) ke 25 berjalan lancar. Wakil Gubernur (Wagub) Rosjonsyah mengatakan dengan pola seperti vaksinasi massal merupakan strategi untuk meningkatkan capaian vaksinasi di Provinsi Bengkulu. Apalagi berdasarkan data dari Satgas Pencegahan Covid-19 Provinsi Bengkulu hingga kemarin untuk capaian vaksinasi masih di angka 8,9 persen. Baca Selanjutnya >>>
Tags :
Kategori :

Terkait