Reporter : redaksi rb
Editor : redaksi rb
Menurutnya, ia ingin agar konektivitas antara Bangka Belitung dan Sumsel khususnya dan Sumbagsel pada umumnya perlu ditingkatkan. Lalu menyambut baik juga kerja sama dengan Lampung tapi ternyata belum siap. Mudah-mudahan Gubernur Lampung semangat.
"Ada kesepakatan kami dengan Gubernur Sumsel untuk mempercepat Jembatan ke Bangka, yang tadinya ditulis 2030. Bappenas mendorong 2024 clear. Kenapa harus mundur-mundur kalau bisa cepat," ungkapnya.
Kemudian dilanjutkan dengan Gubernur Bengkulu yang menyampaikan, pembangunan Aglomerasi Sumbagsel adalah kebutuhan semua, ketika nilai Aglomerasi ini betul-betul dilaksanakan maka akan jadi kekuatan besar dan memberikan kontribusi untuk ekonomi di Indonesia.
"Ada tiga isu, pertama terkiat konektivitas. Maka bagaimana kita berpikir kalau kita membalik konektivitas menghadap ke samudera Hindia. Karena posisi selat Malaka yang semakin padat. Itu bisa jadi pintu keluar masuk, bahkan bisa mengkonektivitaskan tol laut," katanya.
Kedua betul-betul mengkonektivitaskan Lampung sebagai pintu masuk dan menghubungkan pulau Jawa. Maka bagaimana jalur yang ada sebagai arah kiblat ekonominya berkiblat ke Samudra Hindia.
"Bengkulu yang tadinya tertinggalkan dari provinsi empat lainnya bisa jadi ekonomi baru jika menghadap ke Samudra Hindia," imbuhnya.
Kemudian dilanjutkan dengan Gubernur Jambi yang menyampaikan, dari Sumatera sebagian sudah maju. Tetapi Jambi, Bengkulu dan Babel sedikit agak lambat karena terkendala transportasi.
"Hari ini masalah kita jalan tol Jambi Palembang terkendala. Jambi - Betung belum dibayar ganti rugi lahanya. Begitu juga Betung - Palembang belum clear. Kita harap segera dibayar agar pergerakan cepat dan saling melengkapi," katanya.
Lalu menurutnya, kalau pelabuhan Tanjung Carat masuk PSN paling tidak Pelabuhan Tanjung Jabung bisa masuk. Mohon Pelabuhan Sungai Rambut diteruskan, sehingga yang terisolasi bisa terbuka kembali.
Sementara itu Gubernur Lampung menyampaikan, peran strategis provinsi Lampung, dari geografis Lampung pintu gerbang Sumatera dan Jawa. Untuk potensi penduduk nomor dua di Sumatera.
"Kita memiliki keunggulan di peternakan, perikanan, dan lain-lain. Di 2021 Lampung menghasilkan padi, nanas, pisang, kopi, dan lain-lain yang tertinggi," ujarnya.
Ia berharap, di tol Sumatera ada exit tol untuk ke Pelabuhan Panjang. Ketika dibutuhkan penyebrangan jadi mudah. Karena pelabuhan yang ada saat ini sudah penuh, Lampung tidak bisa masuk apa lagi yang lain. Palembang semua isinya.
Kemudian Gubernur Sumsel Herman Deru tak banyak menyampaikan harapan. Ia hanya berharap Pelabuhan di Tanjung Carat dilanjutkan. "Ini ajang kita menyatukan kekuatan kita yang berserak ini untuk jadi sesuatu yang lebih baik. Jembatan penghubung antara Sumsel Babael sangat resepentatif dan harus dibangun," sebutnya.
Sementara itu Menteri PUPR menyampaikan tanggapannya, untuk pembebasan lahan Palembang - Betung dalam proses. Nantinya tol ini akan selesai di Juni 2023 dan Agustus bisa dioperasikan. Untuk Betung - Jambi akan diselesaikan juga.
"Untuk pelabuhan di Sumsel belum ada. Tapi memang semua belum punya pelabuhan, ini akan jadi kompetitif. Sebetulnya yang paling layak itu di Panjang, karena dengan adanya tol di panjang. Nanti akan dibikin exit juga. Untuk Tanjung Carat, kami akan dukung juga," katanya.
Lalu untuk Jambi satu provinsi mau punya dua pelabuhan, harapannya diprioritaskan karena jauh-jauh. Di Muara Sabak sudah selesai dan berikutnya Tanjung Jabung. Kalau semuanya sama akan mematikan.
"Kemudian Jembatan Sumsel Bangka akan kita ikuti dari dinas perhubungan, sudah dimulai dengan desainnya apakah APBN atau KPBU," lanjutnya.
Sedangkan kalau Bengkulu ke Samudra Hindia, itu harus hati-hati. Karena ombak besar dan lautan yang ganas. "Kita akan dukung Sumbagsel untuk berkembang ke depan. Akan kita jadikan sapu lidi yang kuat. Diharapkan ada laporan dari hasil yang didiskusikan ini," pesannya.
Sementara itu Menteri Perhubungan Menyampaikan, Maspro hebat bisa mengumpulkan lima gubernur. "Untuk tanjung Carat kita kompak, nggak ada APBN bisa swasta Insya Allah bisa jadi. Begitu juga dengan Pelabuhan Panjang. Jadi sekarang ini kita mengalakan swasta untuk aktif. Kita upayakan tidak ada APBN," katanya.
Menurutnya, harus realistis baik itu pembangunan maupun operasional. Apa yang ada di Bengkulu bisa dioptimalkan. Sementara jembatan belum jadi maka kapal Roro akan diintensifkan, sehingga TAA akan terhubung. Ini sebagai upaya Tanjung Carat penganti TAA.
"Saya apresiasi terhadap Maspro event seperti ini harus dilakukan terus dan saya sepakat Sumbagsel akan bangkit menjadi salah satu bagian dari tanah air yang memberikan kontribusi yang baik," katanya.
Sedangkan sebagai penutup Menteri BUMN menyampaikan, ia mengapresiasi Maspro yang bisa menghadirkan lima gubernur dan tiga menteri. "Betapa pentingnya kita merajut. Saya diberikan kesempatan oleh presiden untuk melihat kebeberapa negara tidak lain untuk melihat geopolitik yang berubah saat ini. Dimana banyak sekali tulisan pengamat dunia, banker dunia bahwa globalisasi ini akan berubah. Akan menjadi regionalisasi, tentu sejalan dengan yang kita sepakati bersama," bebernya.
Menurutnya, tidak mungkin bersandar pada di Jawa terus dimana berdasarkan dilihat dari kepadatanya dan pertumbuhan jadi kota modern maka akan sangat sulit sekali pertumbuhan sumberdaya alam dan pendukung lainnya. Maka Jawa lebih ke industrial, untuk itu Sumbagsel merupakan hal yang menarik.
"Ada beberapa hal, Indonesia akan jadi kekuatan ekonomi yang penting punya road map sendiri. Salah satunya hilirisasi sumberdaya alam dan isu pangan. Kalau dilihat data-data di dunia pangan akan naik dan tidak turun sampai 2030," ungkapnya.
Lalu dilihat Indonesia ini importir minyak, pertanyaan apakah kekuatan sumberdaya alam atau pangan yang diekspor bisa bertahan lama selama harga minyak masih mahal.
"Artinya apa, surplus perdagangan kita yang hampir Rp 300 triliun ini pun akan terancam ketika BBM setinggi hari ini, karena masih impor. Sedangkan ink pertambangan turun," katanya.
Untuk itu ia berpesan, artinya ini sebuah potensi bagi Sumbagsel bisa mengambil kesempatan yang ada selain infrastruktur tapi penopang pemasukan dari segi pangan. (desti/prw)