BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Dalam tradisi kebudayaan Jawa, terdapat konsep yang dikenal sebagai 'Wong Sukerta' atau orang yang hidupnya diwarnai oleh ketidakberuntungan.
Keberuntungan ini diyakini sudah ada sejak seseorang lahir. Untuk menghindari nasib buruk ini, upacara ruwatan harus dilakukan.
Ruwatan adalah sebuah upacara tradisional yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kutukan atau hukuman.
Menurut berbagai sumber, Wong Sukerta dapat dikenali berdasarkan beberapa kriteria, seperti menjadi Anak Otang-anting (anak tunggal), Anak kedhana kedhini (dua anak bersaudara).
Lalu, Sendang kapit pancuran (anak perempuan di tengah laki-laki atau tiga bersaudara), Pancuran kapit sendang (anak laki-laki di nomor dua atau tengah dengan perempuan di nomor satu dan dua), atau menjadi Lima bersaudara laki-laki semua (Pandawa Lima).
Wong Sukerta dalam tradisi Jawa harus menjalani ruwatan karena mereka dianggap sebagai 'makanan' untuk Betara Kala atau Murwakala.
Upacara Ruwatan Sukerta masih sering dilakukan hingga saat ini, dengan menampilkan pertunjukan wayang kulit yang menggambarkan lakon ruwat Murwakal.
Menurut Primbon Jawa, weton atau hitungan hari kelahiran dapat memengaruhi nasib seseorang di masa depan, termasuk dalam hal rejeki, masa depan, dan jodoh.
BACA JUGA:Beruntung! 5 Weton yang Diprediksi Naik Jabatan Bulan Ini, Karir Sukses dan Melejit
Ada empat jenis weton yang dianggap membawa sial berdasarkan Kitab Betaljemur Adamakna.
Bagi pemilik empat jenis weton tersebut, langkah berhati-hati sangat penting sebelum melakukan ruwatan agar bisa menjauhkan diri dari ketidakberuntungan. Berikut adalah solusi untuk setiap jenis weton:
1. Weton Minggu Pon
- Jumlah neptu: 12 (Minggu 5 + Pon 7)
- Kendala: Rejeki seret dan tidak dipercaya oleh orang lain.