BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Islam mencapai puncak kejayaannya pada periode 780-1258M.
Ini ditandai dengan banyaknya ilmuwan Muslim yang berjasa di berbagai bidang ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi rujukan untuk ilmu pengetahuan modern.
BACA JUGA:Kerajaan Tertua di Tanah Pasundan, Kerajaan Salakanagara Diyakini Lebih Tua dari Kerajaan Kutai
Pada masanya ilmuwan Muslim berhasil menciptakan berbagai jenis ilmu pengetahuan yang berdampak besar bagi dunia. Banyak dari penemuan ini telah digunakan sebagai sumber dan program pengembangan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.
Pada masa keemasan Islam, masjid digunakan sebagai tempat mempelajari berbagai jenis ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran Islam.
BACA JUGA:Wow! Setengah Triliun Lebih Anggaran Dana Proyek Jalan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Tahun 2024
Oleh karena itu tidak mengherankan jika era ini melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim yang luar biasa.
Al-Kindi
Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al-Kindi dikenal sebagai filosof pertama yang lahir di kalangan umat Islam.
BACA JUGA:Atasi Sembelit dengan Konsumsi 7 Jenis Buah Berikut Ini, Ampuh Melancarkan BAB
Semasa hidupnya, selain fasih berbahasa Arab, Al-Kindi juga fasih berbahasa Yunani dan banyak menerjemahkan karya filsuf Yunani ke dalam bahasa Arab, termasuk karya Aristoteles dan Plotinus.
Sayangnya, ada karya Plotinus yang ia terjemahkan sebagai karya Aristoteles berjudul Teologi Menurut Aristoteles, yang kemudian menimbulkan kebingungan.
BACA JUGA:Masuk Salah Satu Pantai Pink Dunia, Pink Beach Labuhan Bajo Instagramable
Al-Kini adalah seorang filsuf Arab dan dianggap sebagai filsuf Muslim pertama.