BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Banyak hajat yang akan digelar oleh pemerintah pada tahun 2024 mendatang. Diantaranya yakni Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang akan digelar 14 Februari 2024 mendatang, serta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak.
Dari agenda penting ini, para petani harus jeli dalam menghitung bulan saat penanam cabai merah keriting (CMK) dan sayur-sayuran. Sehingga saat panen nantinya bertepatan dengan proses pemilihan atau kampanye.
Kita ketahui bersama tingginya aktifitas pesta demokrasi ini mempengaruhi kebutuhan pangan dan sayur-sayuran untuk mencukupi kebutuhan setiap harinya.
Apalagi daerah Kabupaten Rejang Lebong ini adalah daerah penghasil sayuran, yang kebanyakan setiap harinya dikirim ke luar kota seperti Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Lebong, Kota Lubuklinggau, Provinsi Jambi hingga ke Bangka Belitung.
BACA JUGA:WOW! Cukup Pakai 2 Bahan Dapur Ini, Tanaman Cabai Bisa Berbuah Lebat
Dengan agenda pesta demokrasi ini, sangat memungkinkan kebutuhan sayuran khususnya CMK akan sangat banyak setiap harinya. Sehingga sangat memungkinkan harga pangan dan sayuran akan naik atau minimal stabil dan tidak anjlok.
Seorang petani milenial dikawasan Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, Irfan Susanto (25) mengatakan bahwa prediksi harga pangan dan sayuran akan stabil dan cendrung mahal. Ini terjadi setiap ada pesta demokrasi karena kebutuhan setiap harinya meningkat.
"Pemilu dan Pilkada tahun sebelumnya harga komoditi pangan dan sayuran cendrung tinggi dan akan sama dengan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024 mendatang.
Tinggal lagi para petani mengatur waktu tanam dan perawatan maksimal tanaman sayurannya," terang Irfan Susanto, Senin 27 November 2023.
Dikatakan Irfan Susanto, untuk saat ini saja komoditi sayuran ditingkat petani mengalami kenaikan seperti cabai ?erah kriting halus diharga Rp60.000, kubis Rp5.000, sawi pahit Rp10.000, sawi manis Rp4.000 dan tomat Rp3.000 dikalangan petani.
"Tentu tantangan para petani saat ini Kabupaten Rejang Lebong sudah dilanda musim penghujan, artinya potensi penyakit dari tanaman akan meningkat dibandingkan dengan hama.
Termasuk memperhatikan bencana banjir dan tanah longsor seiiring dengan meningkatnya intensitas turun hujan atau lebih dikenal cuaca ekstrim," terang Irfan Susanto.
Resiko gagal panen ini sendiri sambung Irfan, harus disikapi petani dengan bijak sehingga tidak terjadi gagal panen dan perawatan maksimal.
BACA JUGA:Harga Cabai Melonjak Naik Bikin Ibu-ibu Resah, Ternyata Ini Penyebabnya