BACA JUGA:Resep Gulai Nangka yang Gurih dan Lezat Ala Rumah Makan Padang, Segera Coba di Rumah
Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Doni Gahral mengatakan, debat yang dilakukan harus betul-betul perdebatan yang berkualitas, yaitu ada pertengkaran pikiran. Bukan debat yang berisikan kampanye. "Kalau kampanye di forum lain saja. Debat harus ada pertengkaran pikiran," jelasnya.
Misalnya, terkait program sosial yang akan dilakukan. Kandidat harus bisa menjelaskan secara detail terkait akurasi data, jumlah penerima manfaat, dan pos anggaran yang akan digunakan. Program itu didebat oleh kandidat lain.
BACA JUGA:Kerap Dianggap Gulma, Ternyata Ini Deretan Manfaat Daun Sirih Cina untuk Kecantikan Wajah
Doni Gahral menjelaskan, kandidat harus ditanya sampai titik pengetahuannya yang paling jauh atau dalam. "Sebab, mereka adalah sosok yang akan memimpin negara, bukan memimpin kelurahan, desa, atau daerah. Jadi, pertanyaannya harus sedalam mungkin," bebernya.
BACA JUGA:6 Manfaat Jamur Kuping untuk Kesehatan Tubuh, Ketahui Juga Kandungan dan Nutrisinya
Dalam debat, lanjut Doni Gahral, kandidat jangan menyampaikan visi-misi, karena itu bersifat umum. Apalagi, visi-misi sudah disebar. Semua orang sudah membaca dan mengetahuinya. Yang perlu dijelaskan adalah bagaimana melaksanakan program yang ditawarkan secara teknis dan taktis.
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Daun Sirih Cina: Atasi Bisul Hingga Mendukung Kesehatan Kulit
Yang tidak kalah pentingnya, kandidat tidak boleh ad hominem, menyerang secara personal. Kandidat juga sampai marah-marah ketika merespon pertanyaaan. "Kalau seperti itu, maka dia sudah kalah langkah," tandasnya.
BACA JUGA:Beraksi di 8 TKP, 4 Bandit Spesialis Bobol Rumah Kosong Dibekuk, 3 Masih Buron
TKN Serang Balik Megawati
Sementara itu, pernyataan Megawati Soekarno Putri yang menyebut pemerintahaan saat ini mirip orde baru mendapat serangan balik dari TKN Prabowo-Gibran. Sekretaris TKN Nusron Wahid mengaku menghormati sosok Megawati. Namun dia menilai pernyataan Megawati senin lalu telah keliru.
"Kekuasaan hari ini itu dibentuk oleh Ibu Megawati itu sendiri selama 10 tahun," ujarnya. Nusron menilai tidak tepat menilai situasi sekarang seperti orba. Buktinya, Mega bisa mengkritik pemerintahan secara bebas.
BACA JUGA:Indonesia juga Punya Segitiga Bermuda, Sering Dikaitkan dengan Hal Mistik hingga Terjadi Kecelakaan