BENGKULU, RAKYATBENGKULU.Com - Salah satu hewan yang mulai langka di Pulau Sumatera adalah kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) atau dikenal juga dengan kelinci Sumatera telinga pendek. Bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai kelinci belang Sumatera.
Kelinci Sumatera ini tergolong kelinci liar yang dapat ditemukan di hutan tropis pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatera, Indonesia.
Populasi kelinci Sumatera menurun signifikan akibat perambahan hutan yang agresif di pulau Sumatera. Secara fisik, ukuran kelinci Sumatera panjangnya mencapai 40 cm, bulunya memiliki garis-garis kecoklatan dengan ekor berwarna merah. Sementara bagian bawah perutnya berwarna putih.
Rata-rata kelinci Sumatera tinggal di hutan dengan ketinggian 600-1400 meter di atas permukaan laut. Kelinci Sumatera merupakan hewan nokturnal, dengan menempati bekas atau liang hewan lain.
BACA JUGA:Sharp Aquos Sense8 Rilis, Dukung Fitur e-SIM Hingga Berstandar Militer, Dibandrol Rp 5 Jutaan
Makanannya utamanya adalah pucuk daun muda dan tanaman yang berukuran pendek, hanya saja kelinci hutan yang ditangkarkan memakan biji-bijian dan buah-buahan.
Kelinci Sumatera merupakan satu-satunya spesies dari genus Nesolagus sampai Kelinci Belang Annam ditemukan di Deretan Annam, Laos dan Vietnam.
BACA JUGA:Sambangi Kantor Walikota Bengkulu, Puluhan Pedagang Minta Hearing Bahas Permasalahan Pasar Panorama
Ahli Zoological Society of London menyatakan berdasarkan kriteria keunikan evolusi dan kecilnya populasi menganggap Kelinci Sumatera salah satu dari 100 spesies mamalia berisiko besar dari kepunahan.
Kelinci Sumatera merupakan hewan asli pada Bukit Barisan tepatnya di daerah Sumatera bagian utara. Hewan ini terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser. Kelinci Sumatera juga bisa ditemukan di hutan pegunungan dengan tanah vulkanik.
BACA JUGA:Bumil Wajib Tahu, 5 Jus Buah Bisa Turunkan Darah Tinggi Saat Hamil
Pada tahun 1972 kelinci Sumatera menampakkan diri, bahkan seekor kelinci pernah difoto tahun 2000. Sejak itu ada tiga laporan tentang spesies ini, semuanya dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan pada Januari 2007 satu difoto dengan jebakan kamera, September 2008 satu difoto oleh ilmuwan WWF.
Berdasarkan penelitian Jennifer McCarthy dari Massachusetts University berjudul kelinci Sumatera menjadi hewan paling langa, jumlahnya sedikit dan jarang ditemukan. Walaupun memang endemik pegunungan Bukit Barisan di Sumatera.
BACA JUGA:Bidik 3,7 juta Pelaku UMKM, BRI Targetkan Penyaluran KUR Rp165 Triliun Rampung Pada September 2024