BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Sebentar lagi kita akan melakukan pesta demokrasi pada 14 Februari 2024. Di masa tenang kampanye, hadir film dokumeter Dirty Vote, benarkah politik Indonesia tidak baik-baik saja?
Hebohnya film dokumeter ini tentunya membuat masyarakat kebingungan akan tayangan film ini, karena didalamnya menitik beratkan mengenai kepimpinan Presiden Indonesia Joko Widodo dan kecurangan pemilu.
Film dokumeter Dirty Vote ditayangkan di kanal youtube PSHK Indonesia, kemudian orang yang terlibat disana yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari yang merupakan dosen Hukum Tata Negara.
Ketiganya mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi berikut dengan kecurangan-kecurangan yang dilakukan pada pemilu 2024.
BACA JUGA:Libur Panjang, 4 Film Sedang Tayang di Bioskop: Berikut Sinopsis dan Harga Khusus Bengkulu
BACA JUGA:Keunikan Kampanye Akbar Prabowo-Gibran, Banjir Makanan, Konser Hingga Gerakan Bersih Sampah
Bentuk kecurangan tersebut diuraikan dengan analisa hukum tata negara, penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang demi mempertahankan status quo.
Namun, awal dari film dokumenter ini lebih menitik beratkan kepada kepimpinan Joko Widodo yang dapat melakukan pengaruh luar biasa dengan posisinya sebagai Presiden yang memiliki kekuasaan saat ini.
Film ini berisikan narasi dan argumentasi yang diungkapkan dengan fakta dan data yang dibeberkan oleh para pakar hukum tata negara tersebut.
Semua pasangan calon presiden dan wakil presiden juga dikupas didalam film dokumeter ini, dengan beberapa bukti fakta integritas yang dilakukan oleh pejabat kepala daerah untuk memihak kepada salah satu paslon.
BACA JUGA:Jadwal Tayang, Sinopsis, dan Fakta Menarik Film Pasutri Gaje yang Diadopsi dari Webtoon
BACA JUGA:Ini Sosok Mayor Teddy, Lakukan Aksi Heroik pada Seorang Wanita Saat Kampanye Akbar Prabowo
Bivitri Susanti mengatakan bahwa film ini dibuat banyak orang akan makin paham bahwa banyak kecurangan sehingga pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja, kecurangan jangan didiamkan demi kelancaran.
Lain halnya dengan pesan sederhana yang disampaikan oleh Zainal Arifin Mochtar yang mengatakan film dokumenter ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk melakukan penghukuman.
"Film dokumenter Dirty Vote Ini merupakan monumen atau peringatan yang akan kita ingat yang punya peranan besar dengan melahirkan orang yang bernama Jokowi", ungkapnya pada kanal youtube PSHK Indonesia.