Sedekah merupakan anjuran Rasulullah apalagi untuk kerabat atau keluarga yang meninggal dunia. Orang yang meninggal dunia sangat membutuhkan doa, sedekah dan amal jariyah sebagai pengampun dosa.
Salah satunya sedekah ruwahan ini menjadi salah satu obat pengampun dosa bagi keluarga yang meninggal dunia terlebih dahulu untuk menyelamatkan dari siksa alam kubur.
Menurut Ibnu Abbas ra sedekah ruwah dibutuhkan arwah orang-orang mati pada hari dan malam tertentu. Diantaranya adalah malam Nifsu Sya'ban ditunggu oleh para arwah.
“Seperti dikatakan Ibnu Abbas ra yakni jika hari raya, hari ‘asyuro, hari Jumat, awal bulan Rajab, malam nisfu sya’ban, dan malam Lailatul qodar, malam Jumat arwah orang meninggal keluar dari kubur.
BACA JUGA:Kurang Lebih 2 Bulan Berjalan, Gerakan Sedekah Pemkot Sudah Tembus Ratusan Juta
Mereka dan berhenti di hadapan pintu rumah mereka dan mereka berkata; kasihanilah kami pada malam yang penuh barokah ini dengan sedekah atau (kalau tidak banyak) segenggam.
Karena kami sangat membutuhkan sedekah itu. Maka jika kamu bakhil, tidak mau bersedekah dengan materi, maka ingatkan kami dengan Al-Fatihah.” (Ibnu Abbas, daqo’ikul Akbar 1980:18).
Begitulah sekiranya pandangan Islam mengenai keistimewaan sedekah ruwahan yang menjadi tradisi kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan suci puasa Ramadhan.