Setelah Pemilu, Sektor Properti 2024 Diprediksi akan Tumbuh, Perkembangan Ekonomi Capai 5 Persen

Kamis 29-02-2024,12:14 WIB
Reporter : Panca Destriansyah
Editor : Ana Mariyohana

BACA JUGA:5 Model Gamis Lebaran 2024 yang Trendi, Bikin Wanita Tampil Modis dan Memukau

Kemudian jumlah kebutuhan perumahan di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hingga kini backlog yang perlu diselesaikan di Indonesia mencapai 12,7 juta unit. 

Selain itu, kebutuhan pengguna akhir sebanyak 800.000 unit yang perlu ditambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, REI menilai subsektor residensial akan tetap menjadi primadona pada tahun 2024.

Faktor lain yang diperkirakan akan turut mempengaruhi peningkatan kinerja subsektor residensial di tahun 2024 adalah tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA). 

BACA JUGA:Mengenal 4 Kepribadian Berdasarkan Cara Berpikir Tentang Uang, Kamu Tipe yang Mana?

Dikatakan penanganan suku bunga saat ini diperkirakan terus turun dan dapat membuka potensi peluang pertumbuhan pada penyaluran kredit properti.

Saat ini, suku bunga acuan tinggi yang terjadi di berbagai negara telah mencapai puncaknya. Begitu pula dengan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed fund rate (FFR) yang diperkirakan akan mengalami penurunan di tahun 2024. 

Jika hal tersebut terjadi maka akan berdampak pada penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). BI juga memperkirakan kemungkinan suku bunga acuan akan kembali di pangkas di beberapa waktu ke depan.

BACA JUGA:Jangan Berbalik Badan Ketika Bertemu Harimau! Ini 4 Trik yang Bisa Menyelamatkan Diri Anda

Untuk mewujudkan perkembangan industri properti di Indonesia ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain dengan meningkatkan promosi.

Selain itu, kerja sama produk dengan sejumlah bank, pemberian paket-paket pembayaran untuk konsumen dan aktif memasarkan ke beberapa wilayah potensial.

Saat ini Bukit Podomoro Jakarta sedang meresmikan properti berberupa rumah tapak dengan pusaran mulai dari Rp 3,6 miliar per unit, dan produk komersial berupa ruko mulai harga Rp 3,8 miliar.

BACA JUGA:BRI Perkuat Komitmen untuk Sustainable Finance di Indonesia

Konsumen semakin dimudahkan dengan mendapat rancangan pembayaran seperti dp 0 persen, bebas biaya pengelolaan dan provisi dengan cicilan 60 kali, bunga 3,25 persen serta hunian berperabotan lengkap.(**)

Kategori :