BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Masyarakat yang tinggal di perkotaan kesulitan mendapatkan tanah yang baik untuk bercocok tanam dalam pot atau tanah sempit.
Kamu bisa mencoba menggunakan media tanam lain selain tanah, salah satunya adalah cocopeat dengan daya serap air yang cukup tinggi.
Dengan begitu media tanam ini dapat menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak, daripada yang ditampung dalam tanah.
Cocopeat dibuat dari sabut kelapa. Sebagian besar bahan baku pembuatan cocopeat berasal dari limbah industri yang menggunakan kelapa sebagai bahan baku dalam produknya.
Ternyata sabut kelapa yang dimanfaatkan adalah bagian serat dan gabus sebagai penghubung antar serat. Setiap butir kelapa mengandung 75 persen serat.
Juga ada kandungan senyawa kimia seperti selulosa, lignin, arang, tanin dan kalium. Setiap sebutir kelapa bisa menghasilkan kelapa dengan berat 0,4 kg dengan kandungan serat 30 persen.
BACA JUGA:Tabel Dana Desa 2024 Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara: Simak Rinciannya di Sini
Hasil olahan dari sabut kelapa berupa produk primer seperti serat panjang (fiber), serat halus atau serat pendek (bristle) dan serbuk atau serbuk kelapa.
Sebagian besar darui serat diolah menjadi kasur, karpet, geotekstil dan lainnya. Sementara debu/bubuk kelapa diproses kembali menjadi kompos, papan partikel untuk furnitur atau minyak kelapa.
Nah cocopeat atau serbuk dari sabut kepala yang sudah steril bisa langsung dimanfaatkan sebagai media tanam. Bagian inilah yang kemudian dijual baik secara offline atau online.
BACA JUGA:Beli Samsung Galaxy A35/A55, Diskon Rp 250 Ribu untuk Pengguna Kartu Kredit BCA
Yang dimaksud dengan steril disini adalah sudah dicuci beberapa kali menggunakan air dan direndam sehingga menurunkan kadar asamnya.
Bahkan bisa juga menurunkan kadar tanin (anti nutrisi), jamur dan khlor yang tinggi, serta berbagai penyakit yang ada pada cocopeat.