BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Dalam penanggalan masyarakat Jawa, malam 1 Suro merupakan malam pertama dari bulan Suro.
Bulan Suro merupakan bulan pertama di penanggalan Jawa, yang jika dalam penanggalan Islam dimulai pada tanggal 1 Muharram.
Dalam budaya Jawa, malam 1 suro memiliki makna khusus, dimana malam tersebut dipercayai memiliki berbagai mitos dan tradisi turun- temurun.
Mitos dan tradisi turun- temurun tersebut dipegang teguh oleh masyarakat Jawa hingga sekarang.
Malam tersebut dipercaya sebagai malam yang sakral dan memiliki banyak larangan serta pantangan.
BACA JUGA:11 Negara dengan Gunung Berapi Paling Aktif, Indonesia Urutan Berapa?
Mitos yang berkaitan dengan malam tersebut yang populer adalah larangan menikah, larangan berbicara, larangan bepergian, larangan mengadakan hajatan,
Karena malam 1 Suro dipercaya sebagai waktu pulang arwah leluhur.
Dan adanya mitos yang berkembang di kalangan masyarakat jawa, untuk menghindari pernikan di bulan Suro (Muharram).
Konon, jika melangsungkan pernikahan di bulan Suro dianggap akan membawa kesialan hingga malapetaka bagi rumah tangga tersebut.
Meskipun Tahun Baru Islam jatuh pada 1 Muharram dan 1 Suro dalam penaggalan jawa, kepercayaan ini tetap bertahan.
BACA JUGA:Rekomendasi Sepeda Listrik Harga Rp2 Jutaan dengan Kualitas Terbaik dan Performa Memuaskan
Umumnya sebagian besar masyarakat Jawa menganggap bulan Suro sebagai bulan priyayi, dimana hanya kalangan kraton yang diizinkan menikah.
Walaupun tidak ada dasar agama yang mengatur larangan menikah, kepercayaan ini tetap dipegang teguh.
Adanya momen sakral di malam 1 Muharram atau 1 Suro seperti pawai obor dan lantunan sholawat yang meriah, masyarakat Jawa cenderung menghindari mengadakan pesta pernikahan.