
Lingkungan yang positif akan memperkuat dakwah, karena orang-orang akan lebih terbuka menerima ajaran Islam.
Orang-orang pun akan menjalani prinsip Islam secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga lidah dapat memperluas dampak positif dakwah dan menginspirasi orang lain untuk ikut jejak kebaikan.
BACA JUGA:Sejarah Penetapan Hari Raya Idul Fitri, Dimulai Sejak Zaman Rasulullah Menerima Wahyu
BACA JUGA:4 Nabi Allah SWT yang Masih Hidup, Satu di Antaranya terus Berzikir hingga Saat Ini
9. Meningkatkan Kualitas Diri
Penerapan menekuk lidah ke atas juga bagian dari upaya meningkatkan kualitas diri secara holistik dalam perspektif Islam.
Al quran surah Mukminun, Allah SWT menggambarkan sifat-sifat orang yang beriman, di antaranya adalah mereka yang menjauhi perkataan yang sia-sia.
Ini menunjukkan bahwa menjaga lidah adalah bagian integral dari keimanan yang kokoh.
Dalam riwayat hadits imam Ahmad, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang mukmin adalah yang menahan lidah dan tangannya dari mencelakakan orang lain.
Artinya menekuk lidah ke atas bukan hanya perintah moral, tetapi juga merupakan bagian dari kedalaman keimanan seseorang.
Menjaga lidah dari perkataan yang tidak bermanfaat juga membantu seseorang dalam mengendalikan hawa nafsunya.
Imam Al Ghozali dalam karyanya "Ihya Ulumuhddin" menjelaskan bahwa menahan lidah dari perkataan yang sia-sia, adalah langkah awal dari mengendalikan hawa nafsu.
Hal ini konsisten dengan konsep tazkiyatun nafs atau penyucian diri dalam tasawuf, dimana pengendalian lidah merupakan langkah pertama dalam perjalanan menuju kesempurnaan spiritual.
BACA JUGA:Ketahui Adab Menyambut Hari Raya Lebaran Sesuai Ajaran Islam
BACA JUGA:Ketahui Sejarah serta Makna dari Hari Raya Idul Fitri