Imbalannya, daerah koloni Inggris di selatan Selat Malaka serta koloni Inggris Bencoolen menjadi daerah kekuasaan Belanda.
Perjanjian terakhir ditandatangani pada 23 Maret 1824.
BACA JUGA:Lumer dan Renyah, Ini 5 Ide Resep Pisang Coklat (Piscok) yang Mudah Dibuat di Rumah
BACA JUGA:6 Manfaat Buah Ciplukan untuk Kesehatan, Jaga Kesehatan Mata hingga Turunkan Kolesterol
Traktat London yang terdiri dari 17 Pasal itu diantaranya berisi pembatasan jumlah bayaran yang boleh dikenakan pada barang dan kapal dari negara lain.
Tidak membuat perjanjian dengan negara bagian Timur yang tidak mengikutsertakan ataupun membatasi perjanjian dagang dengan negara lain.
Juga tidak menggunakan kekuatan militer dan sipil untuk menghambat perjanjian kongsi dagang.
Melawan pembajakan dengan tidak menyediakan tempat bersembunyi atau perlindungan bagi pembajak atau mengijinkan penjualan dari barang-barang bajakan.
BACA JUGA:Tambang Pasir di Kepahiang Disegel Polisi, Kasatreskrim: Masyarakat Tak Perlu Khawatir
BACA JUGA:Ampuh Basmi Hama Tanaman! Begini Cara Membuat Pestisida Nabati dari Serai Wangi
Pejabat lokal masing-masing tidak dapat membuka kantor perwakilan baru di pulau-pulau Hindia Timur tanpa seijin dari pemerintah masing-masing di Eropa.
Selanjutnya, isi kesepakatan adalah pihak Belanda menyerahkan semua perusahaan/bangunan yang telah didirikan pada wilayah India dan hak yang berkaitan dengan mereka.
Kota dan benteng Malaka serta setuju untuk tidak membuka kantor perwakilan di semenanjung Melayu atau membuat perjanjian dengan penguasa di wilayah tersebut.
Menarik mundur posisinya dari Pulau Singapura.
Pihak Inggris menyerahkan Bengkulu dan seluruh kepemilikannya di Pulau Sumatera kepada Belanda dan tidak akan mendirikan kantor perwakilan di Pulau Sumatera atau membuat perjanjian dengan penguasanya.
BACA JUGA:Jangan Abaikan Label Pakaian, 6 Bahan Kain yang Lebih Baik Tidak Disetrika, Malah Bikin Rusak