Bank Indonesia Optimis Inflasi Bengkulu 2024 Sesuai Target Nasional
Terkait inflasi Bengkulu 2024, Bank Indonesia optimis sesuai target nasional. --dokumen/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Bank Indonesia yakin bahwa inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 akan sesuai dengan target nasional, yakni 2,5 persen plus minus 1 persen (yoy).
"Kondisi inflasi mulai menunjukkan perlambatan. Pada bulan Juni, inflasi tercatat melambat menjadi 3,64 persen," ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana, dikutip antaranews.com, Minggu, 28 Juli 2024.
Bank Indonesia percaya bahwa inflasi dapat turun ke dalam rentang target nasional karena berbagai hari besar yang mendorong tingkat konsumsi telah berlalu pada triwulan pertama dan kedua tahun 2024.
Selain itu, harga beberapa komoditas seperti beras, bawang merah, dan cabai merah yang biasanya mendorong inflasi, kini telah membaik seiring dengan peningkatan stok di pasaran berkat produksi yang meningkat dari daerah sentra.
BACA JUGA:Upaya Pemkot Bengkulu Atasi Inflasi dan 'Panic Buying' di Bengkulu dengan Layanan Ini
BACA JUGA:Bengkulu Maksimalkan Program Gerakan Rafflesia Menanam atasi Inflasi
Darjana menjelaskan bahwa perbaikan struktural di sektor pertanian mendorong keterjangkauan harga bagi masyarakat. Di sisi lain, potensi lonjakan konsumsi berlebihan seperti saat Ramadan dan Idulfitri sudah terlewati.
Oleh karena itu, inflasi bulanan di Bengkulu pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2024 diperkirakan akan melambat, tidak setinggi pada triwulan pertama dan kedua.
"Inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 diperkirakan berada dalam rentang 3,20 – 3,33 persen (yoy)," ujar Darjana.
Meskipun Bank Indonesia memprediksi inflasi sesuai dengan target nasional, Darjana mengingatkan pemerintah daerah dan seluruh elemen di Bengkulu untuk tetap waspada.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Kabupaten Lebong, Nikmati Keindahan Bendungan Air Paliak, Lokasinya di Sini
BACA JUGA:Cocok untuk Pemula, Yuk Coba Resep Fuyunghai Khas Tionghoa yang Lezat dan Enak
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah dorongan inflasi akibat kenaikan tarif secara rutin, peningkatan konsumsi menjelang pemilu, serta efek lanjutan El Nino dan risiko tekanan geopolitik global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: