Dengan berbagai kesuksesan duniawi yang berhubungan dengan pertanian menghiasi dukuh Legetang ini.
Seperti misalnya kalau di daerah lain tidak panen namun di tempat mereka panennya berlimpah.
Untuk kualitas buah dan sayur yang dihasilkan juga lebih baik dari yang lain.
Akan tetapi bukannya bersyukur, dengan segala kenikmatan ini mereka malah banyak melakukan kemaksiatan.
Mungkin ini yang dinamakan istidraj atau disesatkan Allah dengan cara diberi rezeki yang banyak tetapi orang tersebut pada akhirnya makin tenggelam di dalam kesesatan.
Adapun masyarakat Dukuh Legetang ini pada umumnya merupakan ahli maksiat.
Seperti perjudian di dukuh ini merajalela, begitu juga minum-minuman keras.
Pada setiap malam para penduduknya mengadakan pentas Lengger.
BACA JUGA:Kisah Perjuangan Cinta Pria Miskin yang Percayai Ramalan Misterius Tentang Jodohnya
Yang merupakan sebuah kesenian tradisional yang dibawakan oleh para penari wanita.
Yang sering berujung kepada perzinaan, selain itu ada juga anak yang malah melakukan kemaksiatan bersama ibu kandungnya sendiri.
Berbagai kemaksiatan lain sudah sedemikian parah di dukuh Legetang ini.
Hingga di suatu malam, tanggal 17 April 1955, disaat itu turun hujan yang sangat lebat di Dukuh Legetang.
BACA JUGA:Disebabkan oleh Proses Asimilasi Berbagai Suku Bangsa, Ini Asal Usul Suku Melayu Bengkulu
Namun masyarakat Dukuh Legetang masih saja tenggelam di dalam kemaksiatan.