Hanya di Indonesia yang Gunakan Gelar Haji, Ternyata Warisan Penjajah

Selasa 07-05-2024,10:40 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM - Diketahui gelar haji yang sering disematkan oleh orang-orang yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji ini hanya ada di Indonesia.

Mereka yang sudah melaksanakan ibadah haji ini mendapat gelar di depan nama mereka dengan sebutan haji untuk laki-laki atau hajah kepada wanita. 

Bahkan juga ada orang yang belum pergi haji juga dipanggil dengan sebutan haji.

Namun ternyata, sebutan atau julukan seperti ini tidaklah sesuai dengan syariat Islam ataupun aturan dari Kerajaan Arab Saudi yang artinya sebutan ini hanya ada di Indonesia. 

BACA JUGA:16 Mei, 239 Calon Jamaah Haji Bertolak ke Tanah Suci: Menginap Semalam di Bengkulu

Diketahui penyebab dari kebiasaan sebutan haji ini bermula dari pemerintah kolonial Hindia Belanda di masa penjajahan dulu.

Dimana pada 2 abad yang lalu, melaksanakan ibadah haji ini tidak hanya sebatas dilihat dari sudut pandang bisnis, ibadah ataupun spiritual, akan tetapi juga dari sudut pandang politik.

Adapun alasannya dikarenakan para jamaah haji asal Indonesia sering membuat ulah setelah pulang dari Makkah Arab Saudi.

Di mana menurut pandangan penjajah Belanda, para jamaah haji sering belajar hal-hal yang baru pada saat di Tanah Suci.

Pada saat pulang kampung atau ketanah air, jamaah haji ini menyebarkan ajaran baru itu yang bisa memantik rakyat di akar rumput untuk berontak kepada pemerintah penjajah Hindia Belanda.

BACA JUGA:Salah Satu Ibadah Tertua, Ini Awal Mula Ibadah Haji Beserta Tata Cara dan Syaratnya 

Mengutip dari buku Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda (1986) disebutkan di dalam buku tersebut, pikiran seperti ini pertama muncul pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di tahun 1810-an.

Pada saat itu, pencetus Jalan Raya Anyer - Panarukan ini berpikir jika penduduk pribumi yang pulang haji sering menghasut rakyat untuk memberontak pada saat berpergian. 

Lalu akhirnya Daendels meminta para jamaah haji ini untuk mengurus paspor haji sebagai penandanya.

Selanjutnya pemikiran seperti ini juga timbul pada saat Indonesia dijajah pemerintah Inggris pada masa Gubernur Jenderal Thomas Stanford Raffles. 

Kategori :