Namun sayangnya ayam milik kakek tua tersebut menang dapat mengalahkan ayam milik Raja sehingga membuat Raja semakin marah besar atas kekalahannya.
Sehingga ketika saat kakek menjalankan shalat ternyata membuat akal culas Raja ingin membunuh kakek dengan banyak lidi ditancapkan ke badan kakek tersebut.
Kakek kemudian meninggalkan istana dengan terluka parah yang kemudian prajurit melepaskan banyak lidi di istana namun ternyata hanya raja yang bisa mengambil lidi tersebut.
Akhirnya lidi yang dicabut mengeluarkan air yang deras sekali sehingga terjadi banjir di daerah tersebut menggenangi seluruh negeri Keramat Riak.
BACA JUGA:Kue Tradisional Legendaris, Kue Semprong Kelezatannya Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun
Seluruh rakyat menyelamatkan diri termasuk naik ke gunung dan memanjat pohon namun sayangnya turun hujan yang sangat lebat sehingga raja makin terombang ambing.
Raja kemudian mengutuk sehingga dia mengatakan, "Wahai kalian seluruh rakyat Keramat Riak tetaplah seperti itu bergelantungan seperti kera." sehingga rakyatnya berubah menjadi kera.
Tidak lama setelah itu kakek tua tersebut ditemui oleh pedagang dengan melihat kakek terluka parah akhirnya dia dimakamkan dengan nisan bertuliskan Syekh Abdullatif.
Sehingga masyarakatnya menyebut makam tersebut sebagai makam Keramat Riak yang menjadi legenda cerita masyarakat di daerah Bengkulu.