BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Sejumlah 25 warga terdiri dari perangkat desa dan warga Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, mengikuti pelatihan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Pelaksanaan pelatihan digelar dari tanggal 24 Juni 2024 hingga 28 juni 2024.
Kegiatan tersebut diprakarsai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rejang Lebong.
Dibuka bupati yang diwakili Asisten I Bagian Pemerintahan dan kesra Setda, Pranoto Majid, SH, M.Si.
Pelatihan menghadirkan 5 narasumber, yakni Kepala BPBD Shalahuddin, M.Si, Kapolsek Selupu Rejang Iptu. Ibnu Sina Alfarobi, Kasi Intel Kejari Hendra, SH.
BACA JUGA:ABG di Rejang Lebong Setubuhi Anak Dibawah Umur, Tersangka Terancam Hukuman Penjara 15 Tahun
BACA JUGA:Cuma Modal Obeng, Pria Terekam CCTV Nekat Curi Uang dalam Kotak Amal
Kemudian perwakilan dari Komisi 3 DPRD, BMKG Bengkulu, Koramil, dan Bagian Hukum Setda.
"Kita ketahui bersama, bahwa Kabupaten Rejang Lebong merupakan daerah yang memiliki beragam potensi bencana alam. Mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gempa tektonik, gempa vulkanik dan gunung api meletus," kata Pranoto Majid.
Diharapkan melalui pelatihan Destana, masyarakat Desa Air Meles Atas Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong ini mampu melakukan antisipasi dan mitigasi bencana.
Dengan begitu diharapkan dapat memperkecil resiko kerugian material maupun korban jiwa.
BACA JUGA:Bikin Geram! Aksi Bejat Oknum Guru Setubuhi Murid Ternyata Sudah Dilakukan Sejak Januari
BACA JUGA:Motif Pembunuhan di Warung Tuak Ternyata Karena Dendam, Keduanya Sempat Duel
"Desa Air Meles Atas merupakan salah satu desa yang berdekatan dengan Gunung Kaba yang merupakan gunung berapi aktif. Sehingga sangatlah tepat BPBD melaksanakan pelatihan di Air Meles Atas. Jika terjadi bencana, masyarakat dapat mempersiapkan penyelamatan diri serta dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak bencana," terang Pranoto Majid.
Implementasinya, sambung Pranoto Majid pemerintah desa dan masyarakat dapat merencanakan pembangunan sebagai upaya pemulihan terkait rehabilitasi dan rekonstruksi yang mengandung aspek pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan dan logistik.