BACA JUGA:Top 3 Shio Terbaik di Tahun Ular Kayu 2025: Apakah Shio Kamu Termasuk?
Di zona megathrust ini, terdapat palung bawah laut sepanjang 800 kilometer yang membentang dari Shizuoka di barat Tokyo hingga ujung selatan Pulau Kyushu.
Gempa tersebut dikhawatirkan dapat menjadi pemicu gempa dahsyat berikutnya di Sistem Tunjaman Nankai.
Jika kekhawatiran para ahli Jepang terbukti, maka gempa besar ini tidak hanya akan menyebabkan kerusakan, tetapi juga berpotensi memicu tsunami yang dapat menjalar hingga ke wilayah Indonesia.
Meskipun demikian, Daryono menegaskan bahwa gempa di Megathrust Nankai tidak akan berdampak langsung pada sistem lempeng tektonik di Indonesia karena jaraknya yang cukup jauh.
BACA JUGA:Aksi Pencurian Buah Sawit Marak Terjadi, Petani Mukomuko Mulai Mengeluh
BACA JUGA:8 Rekomendasi Warna Rambut untuk Kulit Sawo Matang, Jadi Elegan dan Natural
Biasanya, dinamika tektonik yang terjadi di zona ini hanya bersifat lokal hingga regional di Sistem Tunjaman Nankai.
Mitigasi Bencana
BMKG memastikan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena telah disiapkan sistem monitoring, pemrosesan, dan penyebaran informasi gempa bumi serta peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.
BMKG mengandalkan sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) untuk menyebarluaskan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Olimpiade Paris 2024: Nurul Akmal Gagal Raih Medali Cabor Angkat Besi
BACA JUGA:Mengenal 4 Jenis Batang Kelapa Sawit Berdasarkan Usia hingga Ketinggian, Petani Perlu Tahu!
Sistem ini juga memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara real-time.
Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai mirip dengan yang dirasakan oleh ilmuwan Indonesia terhadap Seismic Gap Megathrust Selat Sunda M8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M8,9.