
Namun, kondisi ini tentu saja akan sangat jarang terjadi pada kondisi keluarga yang broken home.
Orang tua cenderung tidak dapat menjalankan tugas yang sebagaimana harusnya ada dalam keluarga.
Ini menjadikan anak-anak tidak dibekali atau dilengkapi dengan pondasi agama yang kuat sehingga mengakibatkan tidak adanya pedoman hidup yang dapat mengarahkannya.
4. Permasalahan dengan Moralnya
Saat anak masih dalam masa pertumbuhan, anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dan melakukan perilaku yang kasar didepannya, seiring dengan berjalannya waktu anak akan melakukan tindakan seperti yang dilihat pada orang tuanya saat bertengkar.
Anak menjadi ikut berperilaku kasar, emosional, dan bertindak yang tidak terpuji lainnya dalam lingkungannya sehari- hari.
BACA JUGA:Ini 6 Manfaat Curhat untuk Kesehatan Mental, Bisa Dilakukan Sambil Minum Teh
BACA JUGA:Cegah Stunting, Satgas TMMD ke-121 Kodim 0409/Rejang Lebong Bagikan Makanan Tambahan
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya broken home pada sebuah rumah tangga.
Yang terpenting disini adalah komunikasi dan saling mendengarkan satu sama lain.
Selain itu, dengan adanya kesanggupan mental dan fisik sebelum memulai pernikahan juga mendukung agar pasangan tidak merasa terkejut dalam berumah tangga.
* Ciptakan suasana harmonis dalam rumah tangga
Adanya suasana harmonis dapat diwujudkan dengan saling meluangkan waktu untuk tegur sapa dalam satu waktu oleh anggota keluarga.
Bahkan jika berada dalam jarak saling berjauhan, komunikasi dapat dilakukan dengan mudah, mulai dari handphone, email, dan internet.
BACA JUGA:6 Tanda Jika Kamu Memiliki Mental Sehat, Salah Satunya Berani Mengatakan Tidak
BACA JUGA:9 Tanda Kamu Sudah Siap Menikah, Termasuk Memiliki Keuangan yang Stabil