BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Kanopi Hijau Indonesia baru-baru ini menemukan bahwa empat unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang didanai oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan anggaran puluhan miliar kini dalam kondisi memprihatinkan.
Banyak perlengkapan di PLTS ini telah hilang, dan solar panel-nya terabaikan dengan semak belukar yang menutupinya.
Gutomo, Kepala Desa Gajah Makmur di Kecamatan Malin Deman Mukomuko, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kondisi PLTS di desanya.
"Keberadaan peralatan yang terbengkalai itu justru mengganggu aktivitas pembangunan kami di sini. Lahan yang seharusnya dapat digunakan untuk hal lain sekarang tidak bisa kami manfaatkan," ujar Gutomo.
BACA JUGA:Honda CB150R Streetfire: Motor Sport Naked yang Siap Menaklukkan Jalanan
BACA JUGA:Apa yang Bisa Amanda Bantu, Yuk Kenalan dengan Layanan Chat dari Astra Motor
Kondisi serupa juga ditemukan di tiga lokasi lainnya yakni PLTS Wonosalam di Sumber Makmur Kabupaten Mukomuko, PLTS Banjarsari dan PLTS Kahyapu di Pulau Enggano.
Upaya warga untuk mempertahankan PLTS ini terhambat oleh keterbatasan biaya dan pengetahuan teknis.
"Kami sudah mencoba mendapatkan sumbangan dari warga untuk menjaga agar PLTS di Kahyapu tetap berfungsi. Dana ini digunakan untuk membeli baterai dan biaya pengelolaan. Namun, kurangnya pengetahuan kami mengenai teknologi ini membuat kami akhirnya menyerah," kata Sekretaris Desa Kahyapu, Siswandi.
Warga Kahyapu juga telah mencoba berbagai cara untuk memperbaiki PLTS, termasuk memperbaiki instalasi yang digigit tikus dengan bantuan teknisi dari Jakarta, dan menangani kerusakan pada box panel dengan teknisi dari Bengkulu.
BACA JUGA:Tak Punya Banyak Modal, Petani Harus Mencoba Tanaman Sayuran Cepat Panen
BACA JUGA:Disnakertrans Rejang Lebong Buka Pelatihan Babershop dan Pelatihan Mengelas
Meski telah menambah baterai baru, performa sistem tetap menurun, dan PLTS tidak bisa beroperasi lagi.
Kanopi Hijau Indonesia melakukan survei untuk menilai manfaat dan perhatian pemerintah terhadap proyek energi bersih yang telah menghabiskan biaya besar ini.
"Kami menemukan bahwa sumber energi ini sebenarnya sangat berguna untuk penerangan dan perekonomian. Namun, kondisinya saat ini rusak dan terbengkalai, rata-rata hanya digunakan selama dua tahun," kata Ali Akbar, Ketua Kanopi Hijau Indonesia.
Di Pulau Enggano, yang sangat bergantung pada pasokan bahan bakar dari Kota Bengkulu, keberadaan PLTS sangat penting.
BACA JUGA:Pemkab Rejang Lebong Buka Seleksi 3 Jabatan Eselon II
BACA JUGA:Resep Soto Betawi Ayam Ala Chef Devina Hermawan: Hidangan Creamy untuk Akhir Pekan
Sementara di Gajah Makmur, yang terletak di daerah perbatasan hutan, pemadaman listrik sering terjadi, mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga.
PLTS juga berperan dalam mendukung aktivitas ekonomi, khususnya di sektor perikanan di Pulau Enggano, di mana listrik digunakan untuk penyimpanan es batu.
"Hasil survei menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap pembangkit listrik energi bersih masih sangat rendah," tambah Ali.