Militer semakin kuat dan Soeharto perlahan-lahan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Yang tidak lagi percaya pada kepemimpinan Soekarno yang dianggap gagal dalam menstabilkan negara.
BACA JUGA:Sejarah Pabrik Es Batu Pertama di Indonesia, Ini Dia Pendirinya!
BACA JUGA:Kenapa Ada 2 Paus dalam Sejarah Kekristenan di Dunia? Ini Penjelasannya
3. Krisis Ekonomi dan Sosial
Di sisi lain, Indonesia pada waktu itu juga mengalami krisis ekonomi yang parah.
Inflasi yang sangat tinggi, kekurangan bahan pokok, dan kesejahteraan masyarakat yang menurun membuat kondisi semakin tidak stabil.
Kebijakan ekonomi Soekarno yang anti-Barat dan fokus pada pembangunan proyek-proyek besar tidak dapat mengatasi masalah mendesak yang dihadapi rakyat.
Hal ini menyebabkan ketidakpuasan yang meluas terhadap pemerintahannya.
BACA JUGA:Kapan Masyarakat Indonesia Mulai Mengonsumsi Beras untuk Makanan Pokok? Ini Sejarahnya
BACA JUGA:Sejarah Gowok, Pelatih Hubungan Suami Istri untuk Calon Raja atau Bangsawan Jawa Kuno
4. Tekanan dari Militer dan Elit Politik
Dalam situasi ketidakstabilan politik ini, berbagai pihak di kalangan militer dan elit politik mulai mendesak Soekarno untuk mengambil tindakan.
Namun, Soekarno tetap enggan untuk menindak tegas PKI dan masih menunjukkan dukungan terhadap mereka.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Soekarno tidak mampu lagi mengendalikan keadaan.
Pada akhirnya, tekanan ini memuncak pada tanggal 11 Maret 1966, ketika situasi politik semakin tegang.