BACA JUGA:Sejarah Pos Indonesia, Ternyata Dimulai Pada Masa Ini!
5. Situasi 11 Maret 1966
Pada 11 Maret 1966, terjadi situasi krisis di sekitar Istana Negara.
Di mana beberapa perwira militer, termasuk pasukan yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Kemal Idris, dikerahkan untuk mengamankan wilayah Jakarta.
Saat itu, Presiden Soekarno tengah mengadakan sidang kabinet di Istana, tetapi situasi di luar semakin memanas dengan kehadiran pasukan yang dianggap sebagai ancaman.
Di tengah ketegangan ini, Soekarno memutuskan untuk meninggalkan Istana dan menuju Bogor.
BACA JUGA:Sejarah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Indonesia, Digagas Sosok Pahlawan Ini
BACA JUGA:Sejarah dan Asal Usul Tradisi Panjat Pinang pada 17 Agustus
Di tengah situasi ini, tiga jenderal, yaitu Mayjen Basuki Rachmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amirmachmud, dikirim ke Bogor untuk menemui Soekarno.
Setelah pertemuan tersebut, lahirlah Supersemar dalam surat ini, Soekarno memberikan wewenang kepada Soeharto.
Untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu demi menjaga keamanan dan ketertiban.
6. Kontroversi dan Dampak Supersemar
BACA JUGA:Memiliki Sejarah Panjang dan Penuh Makna, Ini 8 Fakta Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
BACA JUGA:Fakta Unik dan Sejarah Lampu Petromax, Lampu Minyak yang Populer Zaman Dulu
Supersemar menjadi dokumen yang kontroversial karena isinya yang tidak pernah benar-benar jelas hingga sekarang.