Pembangunan Pembangkit Biomassa di Mukomuko Bakal Ditopang Investor Jepang

Selasa 01-10-2024,22:48 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM - Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) bakal didirikan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, dengan dukungan investor asal Jepang.

Kedatangan investor Jepang ke Mukomuko ini menindaklanjuti hasil pertemuan Bupati Mukomuko dengan investor tersebut di Jakarta.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Mukomuko, Juni Kurniadiana, mengatakan bahwa investor Jepang ini telah menerima dokumen terkait kondisi daerah dan penjelasan secara lisan tentang potensi usaha di Kabupaten Mukomuko.

Namun, mereka masih ingin melakukan survei langsung ke pabrik minyak kelapa sawit untuk memastikan keberadaan pabrik dan melihat potensi usaha lain.

BACA JUGA:BPS Umumkan Bengkulu Alami Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Inflasi yang Stabil

BACA JUGA:Update Kasus Korupsi BUMDes, Kejari Bengkulu Utara Tetapkan Mantan Kades Tersangka

"Pihak dinas kami mendampingi investor mengambil sampel cangkang sawit, abu tandan sawit, limbah, dan minyak mentah kelapa sawit di tiga pabrik minyak kelapa sawit, yakni PT SSJA, PT USM, dan PT KSM," ujar Juni Kurniadiana dikutip antaranews.com, Selasa, 1 Oktober 2024.

Pembangunan PLTBm di Mukomuko diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi daerah ini.

Investasi yang dibuat akan membantu mengurangi limbah dari 14 pabrik minyak kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Mukomuko. Selain itu, pembangkit energi terbarukan ini juga akan menghasilkan energi hijau.

"Jadi, kegiatan ini memberikan multiplier effect bagi daerah ini. Ada investasi, mengurangi limbah, dan energi hijau," ujar Juni Kurniadiana.

BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Bengkulu Mengoptimalkan Stabilitas Ekonomi Menuju Penghujung 2024

BACA JUGA:Keterlibatan 32 Pelajar dalam Geng Motor, Polresta Bengkulu Berikan Pembinaan

Investor Jepang tertarik membangun PLTBm dengan adanya dukungan dari pabrik minyak kelapa sawit dengan kapasitas 30 sampai 40 ton per jam.

Masing-masing pabrik minyak kelapa sawit itu menghasilkan limbah sebesar 25 persen dari keseluruhan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

"Jadi kalau 25 persen dari TBS kelapa sawit yang diolah pabrik itu tidak dimanfaatkan dan dibuang saja, maka itu akan menjadi masalah dan kalau dibakar akan menjadi abu," ujar Juni Kurniadiana.

Kategori :