HONDA

Sunyinya Kabupaten Seluma, Legislator Desak Pejabat Tinggal di Rumah Dinas

Sunyinya Kabupaten Seluma, Legislator Desak Pejabat Tinggal di Rumah Dinas

Anggota DPRD Kabupaten Seluma, Binanto, S.Pd.I, menegaskan--Dok/KORANRBID

RAKYATBENGKULU.COM - Kondisi Kabupaten Seluma yang kerap sepi, terutama pada malam hari, menjadi perhatian serius kalangan legislatif. 

Suasana yang hening, minim aktivitas, bahkan terkesan “mati suri” dinilai mencerminkan rendahnya kedekatan para pejabat daerah dengan wilayah tugas mereka.

Anggota DPRD Kabupaten Seluma, Binanto, S.Pd.I, menegaskan perlunya tindakan tegas dari Bupati Seluma, Teddy Rahman, SE, MM terhadap pejabat yang enggan menempati rumah dinas

BACA JUGA:Tragis, Buruh Tani di Seluma Ditemukan Tewas di Perkebunan Sawit Usai Cari Rumput

BACA JUGA:Bersih-Bersih Kota! Polresta Bengkulu dan Pemkot Tertibkan Warung Miras dan Aktivitas Negatif

Menurutnya, banyaknya rumah dinas yang kosong bukan sekadar pemborosan anggaran, tetapi juga menunjukkan lemahnya ikatan emosional dan tanggung jawab para pejabat terhadap Seluma.

“Rumah dinas itu bukan sekadar fasilitas, tapi simbol kehadiran dan tanggung jawab pejabat terhadap daerah. Kalau rumah dinas kosong dan pejabat lebih memilih tinggal di Kota Bengkulu atau Bengkulu Selatan, bagaimana mungkin mereka bisa merasakan denyut kehidupan masyarakat Seluma secara utuh?” ujar Binanto, dikutip dari KORANRB.ID.

Binanto menyayangkan bahwa meski fasilitas sudah disediakan di pusat pemerintahan, banyak pejabat lebih memilih pulang-pergi dari luar daerah setiap hari, dan hanya hadir saat jam kerja. 

BACA JUGA:Bejat! Kakek di Rejang Lebong Cabuli Balita Tetangga Saat Ramadan, Terancam 15 Tahun Penjara

BACA JUGA:Tertangkap Selundupkan 700 Liter Solar Bersubsidi, Sopir Truk Fuso Asal Sumut Diamankan Polda Bengkulu

Hal ini, menurutnya, memperlemah koneksi sosial pejabat dengan masyarakat serta menurunkan semangat kolektif dalam membangun daerah.

Lebih lanjut, Binanto menilai kosongnya rumah dinas berdampak nyata pada sosial ekonomi, terutama bagi pelaku usaha kecil. 

Pedagang kaki lima, pemilik warung makan, pengusaha laundry, hingga bengkel kecil ikut merasakan lesunya roda ekonomi karena sepinya aktivitas sosial di malam hari.

“Coba kita lihat kota lain yang lebih hidup. Itu karena pejabatnya tinggal di sana, keluarganya belanja di sana, anak-anaknya sekolah di sana. Ada perputaran ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: