REJANGLEBONG, RAKYATBENGKULU.COM – Hingga akhir September 2024, jumlah peserta aktif Keluarga Berencana (KB) di 15 kecamatan se-Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, tercatat mencapai 34.624 akseptor.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.752 peserta memilih beralih ke metode kontrasepsi lainnya.
Sutan Alim, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Rejang Lebong, menjelaskan bahwa peralihan ke alat kontrasepsi lain terjadi umumnya setelah para peserta merasa jumlah anak yang mereka miliki sudah cukup.
"Biasanya petugas KB menyarankan mereka untuk beralih ke metode jangka panjang," ungkapnya.
BACA JUGA:Manfaat Sayur Bayam untuk Cegah Anemia dan Cara Budidayanya yang Mudah
BACA JUGA:Bapenda Kota Bengkulu: Realisasi PAD Sektor Parkir Mencapai Rp3,8 Miliar
Sutan Alim juga menambahkan bahwa para peserta yang beralih menggunakan metode lain seperti KB suntik, pil, kondom, implan, IUD, hingga Metode Operasi Wanita (MOW), mungkin akan mengalami efek samping seperti kelelahan, mual, nyeri payudara, penambahan berat badan, hingga adanya bercak menstruasi.
"Efek samping ini serupa dengan yang dialami peserta baru yang menggunakan metode KB hormonal," jelasnya.
Berikut adalah data peralihan alat kontrasepsi pada 1.752 akseptor:
KB Suntik: 577 akseptor
KB Pil: 452 akseptor
Kondom: 144 akseptor
Implan: 468 akseptor
BACA JUGA:Calon Jamaah Haji Rejang Lebong Mulai Urus Paspor Sejak Dini untuk Keberangkatan 2025
BACA JUGA:Pilkada 2024: Bawaslu Rejang Lebong Tekankan Netralitas Kepala Desa, Laporkan Jika Ada Pelanggaran!