REJANGLEBONG, RAKYATBENGKULU.COM – Angka kasus stunting di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, masih berada di angka yang mengkhawatirkan, yaitu sebesar 8,28 persen.
Artinya, dari setiap 100 balita di Rejang Lebong, 8 di antaranya mengalami stunting.
Angka ini menandakan tantangan besar yang masih dihadapi pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Rejang Lebong, Dr. H. Herwan Antoni, S.KM, M.Kes, M.Si, dalam acara pemanduan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Curup Tengah, menyampaikan pentingnya sinergi seluruh elemen masyarakat dan pihak terkait.
BACA JUGA:ASN Tak Netral di Pilkada 2024 Terancam Sanksi, Sekda Rejang Lebong Ingatkan Pentingnya Netralitas
BACA JUGA:4 Peserta CPNS Rejang Lebong Gunakan Nilai SKD Tahun Lalu, Tidak Wajib Ikuti Tes Ulang
"Kami menargetkan penurunan angka stunting di Rejang Lebong sejalan dengan target Provinsi Bengkulu sebesar 12,55 persen," ujar Herwan Antoni.
Penanganan Stunting Butuh Pemantauan Intensif
Herwan menjelaskan bahwa angka stunting merupakan gabungan dari kasus baru dan kasus lama.
Kasus baru mencakup bayi yang lahir dengan kondisi stunting, sementara kasus lama melibatkan balita yang lahir normal namun mengalami stunting di masa pertumbuhan.
BACA JUGA:Digugat Cerai, Paula Verhoeven Ceritakan Baim Wong sebagai Jawaban Doanya
BACA JUGA:BPBD Mukomuko Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk
"Baik kasus baru maupun lama di Rejang Lebong masih tinggi, sehingga pengawalan harus lebih intensif," tambah Herwan.
Ia menekankan bahwa penanganan sejak dini sangat penting, mulai dari pemantauan remaja, calon pengantin, hingga ibu hamil dan balita.
Dengan demikian, kasus stunting bisa ditekan secara signifikan di setiap desa dan kelurahan.