8 Mitos Mengenai Bulan dari Berbagai Budaya Sejak Zaman Kuno

Rabu 23-10-2024,07:28 WIB
Reporter : Hendri Saputra
Editor : Heri Aprizal

Festival Pertengahan Musim Gugur di Tiongkok sering kali dirayakan untuk mengenang mitos ini, dan bulan menjadi simbol penting dalam festival tersebut.

BACA JUGA:Mitos Batu Mustika: Alasan Mengapa Landak Jawa Sering Diburu

BACA JUGA:Pertanda Baik atau Pertanda Buruk? Ini 4 Mitos Ular Masuk ke Rumah

   - Kelinci Bulan: Selain Chang'e, legenda Tiongkok juga berbicara tentang kelinci bulan, yang diyakini hidup di bulan dan membuat ramuan keabadian bersama dewi. 

Mitos ini juga ada dalam budaya Jepang (Tsuki no Usagi) dan Korea (Dal Tokki), dengan versi yang sedikit berbeda.

5. Mitos Bulan di Eropa Utara

   - Mani (Mitologi Nordik): Dalam mitologi Nordik, bulan dipersonifikasikan sebagai dewa bernama Mani, saudara dari Sol (matahari). 

Mani mengendarai kereta yang membawa bulan melintasi langit malam, dikejar oleh serigala yang akhirnya akan memakan dirinya di akhir dunia (Ragnarök). 

BACA JUGA:Dampak Jangka Panjang Perceraian Orang Tua Terhadap Anak: Fakta vs Mitos

BACA JUGA:5 Mitos Tidur Bayi yang Penting Diketahui Orang Tua Baru

Mitologi ini menggambarkan bulan sebagai entitas aktif yang selalu bergerak di bawah ancaman.

6. Mitos Bulan di Indonesia dan Nusantara

   - Legenda Panji dan Bulan: Di beberapa daerah di Indonesia, bulan dikaitkan dengan legenda romantis. 

Misalnya, dalam cerita Panji dari Jawa, bulan sering dikaitkan dengan kisah cinta antara Panji dan Dewi Sekartaji, di mana bulan menjadi saksi bisu perjuangan cinta mereka.

   - Kejadian Gerhana Bulan: Dalam beberapa tradisi masyarakat Nusantara, gerhana bulan sering dianggap sebagai pertanda buruk. 

BACA JUGA:Beda Gaya Menentukan Jenis Kelamin: Mitos atau Fakta? Ini Penjelasan Dokter Boyke

BACA JUGA:Mitos atau Fakta, Mengendarai Kendaraan dengan Kecepatan Rendah Hemat BBM?

Dalam mitos Jawa, gerhana bulan dipercaya sebagai bulan yang dimakan oleh raksasa bernama Batara Kala. 

Kategori :