Banyak ikan dan organisme air lainnya yang sensitif terhadap perubahan pH.
Ketika pH air terlalu rendah, ikan dan tumbuhan air bisa mati, yang akhirnya mengganggu keseimbangan ekosistem air.
Danau-danau yang tercemar hujan asam biasanya akan menjadi ‘mati’ karena makhluk hidup di dalamnya tidak bisa bertahan.
Merusak Bangunan dan Monumen Nggak hanya lingkungan alami, bangunan dan monumen juga bisa rusak karena hujan asam.
BACA JUGA:Berapa Dana Desa untuk Desa di Lampung Timur Tahun 2025? Rp265,5 Miliar, Berikut Rincian Lengkapnya
BACA JUGA:Dana Desa 2025 Tanggamus Rp257,8 miliar: Rincian per Desa, Siapa yang Terbesar?
Khususnya bangunan yang terbuat dari bahan seperti batu kapur dan marmer sangat rentan terhadap hujan asam.
Asam dalam hujan bisa bereaksi dengan bahan bangunan tersebut dan menyebabkan erosi atau pelapukan.
Dampaknya, banyak bangunan bersejarah atau monumen mengalami kerusakan yang lebih cepat.
Mengganggu Kesehatan Manusia Meskipun kita nggak langsung terkena efek dari hujan asam, udara yang mengandung sulfur dioksida dan nitrogen oksida bisa menyebabkan masalah pernapasan.
Ketika polutan ini terhirup, terutama oleh orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti asma, bisa memperparah kondisi kesehatan mereka.
Jadi, polusi yang menyebabkan hujan asam juga berdampak pada kesehatan manusia secara tidak langsung.
Mengurangi Kualitas Tanah Hujan asam bisa membuat tanah kehilangan kalsium, magnesium, dan nutrisi penting lainnya.
Ini membuat tanah jadi kurang subur dan sulit ditanami.
Bahkan, tanah yang terpapar hujan asam terlalu lama bisa mengalami penurunan kualitas yang parah dan memerlukan waktu yang lama untuk pulih.
Hal ini berdampak pada pertanian dan produktivitas tanaman.