Polusi Udara: Polusi udara menjadi penyebab utama hujan asam.
Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (misalnya dari pabrik, kendaraan bermotor, atau pembangkit listrik) menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx).
Selain itu, letusan gunung berapi juga bisa menghasilkan zat ini dalam jumlah besar.
Reaksi Kimia di Atmosfer: Saat SO2 dan NOx naik ke atmosfer, kedua zat ini bereaksi dengan uap air dan senyawa lain yang ada di udara.
Proses kimia ini menghasilkan asam sulfur (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3).
Terbentuknya Hujan Asam: Asam-asam ini terbawa dalam awan dan kemudian jatuh ke bumi bersama hujan, salju, kabut, atau bahkan debu. Karena mengandung asam, air hujan ini disebut sebagai hujan asam.
BACA JUGA:Kisah Guglielmo Marconi, Bapak Radio dalam Sejarah Teknologi Komunikasi Nirkabel Modern
BACA JUGA:Mengungkap Asal Usul Nama Melayu, Sejarah dan Maknanya
Dampak Hujan Asam bagi Lingkungan
Fenomena hujan asam ini bukan cuma sekadar hujan biasa, lho.
Ada banyak dampak buruk yang bisa terjadi ketika hujan asam turun, terutama bagi ekosistem alam dan lingkungan.
Berikut beberapa dampak serius hujan asam bagi lingkungan:
Merusak Tanaman dan Hutan Hujan asam bisa menyebabkan tanah menjadi terlalu asam, yang berdampak buruk bagi tanaman dan hutan.
Ketika tanah terlalu asam, nutrisi yang penting untuk pertumbuhan tanaman menjadi hilang.
Akibatnya, tanaman kesulitan tumbuh subur, daun menguning, bahkan bisa mati.
Hutan yang terpapar hujan asam dalam jangka waktu lama bisa mengalami kerusakan parah, yang pastinya berdampak juga pada hewan-hewan yang bergantung pada hutan tersebut.
Mencemari Danau dan Sungai Ketika hujan asam turun dan masuk ke badan air seperti danau, sungai, atau kolam, keasaman air di tempat-tempat tersebut meningkat.