BINTUHAN, RAKYATBENGKULU.COM – Penyakit ngorok yang menyerang ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Kaur, terutama yang disebabkan oleh Septicaemia Epizootica (SE), kini tengah mengganas dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Bupati Kaur, H. Lismidianto SH, MH menyoroti rendahnya tingkat kesadaran peternak untuk memberikan vaksin kepada hewan ternak mereka.
Kondisi ini semakin memperburuk situasi, mengingat virus penyakit ini mudah menyebar terutama saat musim penghujan.
Bupati Kaur menghimbau kepada masyarakat agar tidak malas memberikan vaksin kepada ternak mereka.
BACA JUGA:JPPB Nyatakan Sikap Tegas Terkait Kasus Kekerasan Seksual di Sekolah oleh Oknum Guru PPPK Bengkulu
BACA JUGA:Ketahuan Curi Sawit di Tengah Melonjaknya Harga, Motor dan Alat Pelaku Dibakar Warga
Ia mengingatkan, jika tidak segera divaksin, penyebaran penyakit ini bisa semakin meluas dan menyebabkan lebih banyak ternak yang mati.
"Kepada masyarakat Kaur, jangan malas untuk menyuntikan ternaknya dengan vaksin penyakit ngorok. Perlu diketahui, penyakit ini sangat berbahaya jika sudah tertular hewan ternak itu hampir bisa di pastikan mati," ungkap Bupati.
Lebih lanjut, Bupati juga meminta Dinas Pertanian Kaur untuk segera menyalurkan seluruh vaksin yang telah tersedia sebelum akhir tahun.
Hingga saat ini, vaksin yang telah disalurkan baru mencapai sekitar 500 dosis dari total 1.000 dosis bantuan yang diberikan.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Anggota Polres Seluma Segera Diadili, JPU Targetkan P21 Pekan Ini
BACA JUGA:Janda Dua Anak Ditangkap Polisi, Diduga Jajakan Teman Wanita Lewat MiChat
Ia berharap, pihak terkait dapat memberikan penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat yang masih enggan untuk menyuntikkan vaksin pada ternak mereka.
"Jika masyarakat tidak mau, berikan penjelasan dulu tentang betapa pentingnya vaksin ini, jangan sampai kasus kembali bertambah banyak," tambah Bupati Lismidianto.
Penyakit ngorok telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi peternak di Kabupaten Kaur. Bupati Lismidianto menjelaskan, kerugian yang ditaksir akibat wabah ini mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.