RAKYATBENGKULU.COM - Kasus penyakit diare di Kabupaten Kaur tercatat cukup tinggi sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaur, sebanyak 3.437 warga mengidap diare, dengan mayoritas penderitanya merupakan anak di bawah lima tahun (balita).
“Tahun 2024 yang lalu, rekapan kita jumlah kasus diare mencapai 3.437. Pengidapnya kebanyakan adalah balita,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kaur, H. Sapuan Ilyas, SKM, M.AP, dikutip dari KORANRB.ID.
BACA JUGA:Ketum Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi Wartawan di Tangerang dan Bogor Dekat Stasiun
BACA JUGA:Polisi Bongkar Penimbunan Pertalite di Bengkulu Utara, 3 Pelaku Ditangkap dan 450 Liter BBM Disita
Dari total kasus tersebut, 3.188 di antaranya merupakan balita. Sapuan menjelaskan bahwa sebagian besar diare pada balita disebabkan oleh makanan yang tidak higienis, sehingga menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan.
Tiga Puskesmas mencatat jumlah kasus tertinggi, yakni Puskesmas Bintuhan dengan 455 kasus, Puskesmas Nasal dengan 444 kasus, dan Puskesmas Linau dengan 386 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus paling sedikit tercatat di Puskesmas Beriang Tinggi, yaitu 44 kasus.
“Paling banyak masih di wilayah yang padat penduduk, salah satunya di Bintuhan dan Nasal,” tambah Sapuan.
Meski tergolong sebagai penyakit yang umum, diare tetap perlu mendapatkan perhatian serius, terlebih jika menyerang balita atau lansia yang daya tahan tubuhnya lebih lemah.
BACA JUGA:Rekapitulasi Tingkat Kabupaten Rampung, Rifai–Yevri Unggul di PSU Bengkulu Selatan
Jika tidak segera ditangani, diare dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Sapuan mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari.
Ia juga menyarankan agar pasien yang mengalami diare lebih dari delapan kali dalam sehari segera mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.