Dinamika Harga Properti ASEAN: Singapura Stabil, Indonesia Punya Potensi Jangka Panjang

Minggu 27-04-2025,09:21 WIB
Reporter : Neni Anggraeni
Editor : Neni Anggraeni
Dinamika Harga Properti ASEAN: Singapura Stabil, Indonesia Punya Potensi Jangka Panjang

RAKYATBENGKULU.COM - Selama sepuluh tahun terakhir, harga properti di tiga negara utama ASEAN ada Singapura, Malaysia, dan Indonesia yang tidak hanya menggambarkan perbedaan struktur ekonomi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana masing-masing negara merespons tekanan global seperti pandemi, inflasi, dan perubahan nilai tukar.

Melihat perbedaan ini tidak sekadar menjadi studi statistik, melainkan juga membuka wawasan untuk memahami peta investasi regional yang lebih cerdas, terutama bagi investor yang mempertimbangkan diversifikasi lintas negara.

Menurut laporan riset ekuitas dari DBS Group, pasar properti Singapura akan menghadapi tantangan besar akibat perang dagang Amerika Serikat dan China, serta ketidakpastian tarif global. 

BACA JUGA:Pengacara Bawa Senjata Api Ilegal dan Narkoba Ditangkap Usai Kecelakaan di Senen

BACA JUGA:PLN Kaur Akan Lakukan Pemadaman Listrik 8 Jam untuk Pemeliharaan Jaringan, Ini Imbauannya!

“Sebagai ekonomi yang bergantung pada perdagangan, Singapura kemungkinan besar akan merasakan tekanan,” sebut laporan yang dirilis pada 23 April itu, dikutip dari ANTARANEWS.COM.

Dalam kuartal I 2025, Indeks Harga Properti Singapura naik 0,6 persen, melambat dari 2,3 persen di kuartal sebelumnya. 

DBS Group pun merevisi proyeksi pertumbuhan harga properti Singapura tahun ini menjadi antara 0 hingga 1 persen, dibandingkan dengan perkiraan awal 1 hingga 2 persen.

Namun demikian, Singapura tetap diprediksi menunjukkan ketahanan harga properti berkat stabilitas ekonomi, kepadatan urban, dan permintaan dari kelas atas. 

Kenaikan kumulatif sekitar 53,5 persen dalam satu dekade, dengan pertumbuhan riil 20–25 persen, memperlihatkan bahwa properti di “negara-kota” ini lebih dari sekadar tempat tinggal, melainkan juga simbol prestise dan alat lindung nilai.

BACA JUGA:Festival Gurita 2025 Tetap Digelar, Tapi Lomba Surfing Terancam Ditiadakan

BACA JUGA:Sunyinya Kabupaten Seluma, Legislator Desak Pejabat Tinggal di Rumah Dinas

Sektor properti publik seperti HDB juga mencatat kenaikan 9,6 persen dalam satu tahun terakhir, menunjukkan kekuatan permintaan domestik. 

Stabilitas dolar Singapura (SGD), yang hanya berfluktuasi 2,3 persen dalam sepuluh tahun, turut memperkuat posisinya.

Sementara itu, Malaysia dan Indonesia menghadapi tantangan lebih besar. 

Kategori :