Jurnalis India dan Indonesia Memaknai Jurnalisme Data: Seni Menemukan Cerita di Balik Angka dalam Era Digital

Selasa 30-09-2025,12:44 WIB
Reporter : Heri Aprizal
Editor : Heri Aprizal

Menurut Primus, ada lima disiplin utama dalam jurnalisme verifikasi: cek ulang berkelanjutan, menghadirkan dua sisi, cross-check lintas dokumen dan narasumber, melihat isu dari banyak perspektif, serta menelusuri hingga sumber pertama.

BACA JUGA:BMKG: Bengkulu Akan Lebih Basah Musim Hujan 2025-2026, Siaga Bencana Hidrometeorologi

BACA JUGA:UNIB Ukir Sejarah, Raih Akreditasi Unggul dari BAN-PT di Usia 43 Tahun


Primus Dorimulu, Pemimpin Redaksi Investor Trust, menekankan pentingnya etika verifikasi.--dokumen/rakyatbengkulu.com

Menjaga Martabat Jurnalisme

Lebih jauh, Primus menilai media perlu menjaga martabat manusia dalam pemberitaan. Jurnalisme data, menurutnya, harus mampu membongkar masalah sekaligus menawarkan solusi.

Ia mencontohkan bonus demografi Indonesia pada 2030-an, saat mayoritas penduduk berada di usia produktif. “Ini peluang sekaligus tantangan. Media harus mengawal dengan jurnalisme data yang kredibel,” ujarnya.

Forum yang dihadiri jurnalis muda dari berbagai daerah ini juga membahas peran kecerdasan buatan (AI) di newsroom.

Meski AI dinilai membantu dalam pekerjaan teknis, keputusan editorial dan etika tetap berada di tangan manusia.

“AI output is only as good as human input,” kata Nitin.

Di akhir sesi, para pembicara sepakat: jurnalisme data bukan sekadar soal angka, melainkan seni mengolah informasi agar kredibel, relevan, dan bermanfaat.

“Bangsa besar butuh media yang cerdas dan bertanggung jawab,” tutup Primus.

Kategori :