Dosen UM Bengkulu Kembangkan Modul Ajar Bahasa Inggris Digital Berbasis Kearifan Lokal di SDN 11 Kepahiang

Rabu 12-11-2025,17:06 WIB
Editor : Febi Elmasdito

Oleh: Ivan Achmad Nurcholis, M.Pd., Washlurachim Safitri, M.Pd., Pahrizal, M.Kom. (Universitas Muhammadiyah Bengkulu)

BENGKULU, RAKYATBENGKULU. COM — Tim dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) melaksanakan kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SD Negeri 11 Kabupaten Kepahiang dengan tema “Pengembangan Modul Ajar Bahasa Inggris Berbasis Digital dengan Kearifan Lokal bagi Guru SD”.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan bahan ajar yang kontekstual, inovatif dan berdaya saing digital.

Kegiatan yang dilaksanakan sepanjang bulan September - Oktober 2025 ini melibatkan tiga dosen UMB dan dua mahasiswa. Kegiatan PKM ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia. 

Program ini mendapat sambutan hangat dari Kepala Sekolah SDN 11 Kepahiang, Iis May Dian, M.Pd., beserta 15 guru kelas yang antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, hingga pendampingan dan evaluasi.

BACA JUGA:Progres Pembangunan Jembatan Kebun Tebeng Capai 75 Persen, Ditargetkan Rampung Akhir 2025

BACA JUGA:Realisasi PAD Mukomuko Melonjak Tajam, Pemkab Naikkan Target 2026 Jadi Rp73 Miliar

Tantangan Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Dalam sambutannya, Ketua Tim PkM UMB, Ivan Achmad Nurcholis, M.Pd., menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar, khususnya di daerah, masih menghadapi sejumlah kendala seperti keterbatasan bahan ajar kontekstual, rendahnya literasi digital guru, serta kurangnya integrasi nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran.

“Banyak guru masih mengandalkan buku teks umum yang tidak mencerminkan budaya dan kehidupan siswa sehari-hari. Padahal, pembelajaran yang dekat dengan lingkungan lokal akan jauh lebih mudah dipahami oleh anak-anak,” ujarnya.


--

Kondisi tersebut juga terlihat di SDN 11 Kepahiang.

Berdasarkan hasil observasi awal, tak satupun dari 15 guru yang memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Inggris.

Sementara itu, guru-guru rata-rata masih belum percaya diri dan kurang menguasai kosakata, dan kemampuan bahasa Inggris siswa masih relatif rendah, terutama dalam aspek berbicara (speaking) dan pengucapan, serta bahwa masih banyak aktivitas pembelajaran yang belum optimal.

Namun, semangat dan motivasi para guru menjadi modal utama keberhasilan kegiatan ini.

BACA JUGA:Target 71 Ribu Peserta, Program Cek Kesehatan Gratis Mukomuko Baru Sentuh 10 Persen

Kategori :