Kisah Inspiratif Kapolda Bengkulu: Puasa karena Tak Ada Makanan, Kini Bantu Warga Lewat Program Sosial

Kamis 13-11-2025,11:32 WIB
Reporter : Febi Elmasdito
Editor : Febi Elmasdito

BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Kisah hidup Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono, S.I.K., M.Si., menjadi inspirasi bagi banyak orang. 

Lahir dari keluarga sederhana dan hidup dalam keterbatasan, ia membuktikan bahwa tekad, kerja keras dan kejujuran mampu mengalahkan segala rintangan hidup.

Dalam Podcast Inspirasi bersama GM BETV Susanto yang digelar di ruang kerjanya, Rabu 12 November 2025, jenderal bintang dua ini mengisahkan masa kecilnya yang penuh perjuangan. 

Ia kehilangan ibunda di usia 4 tahun dan harus hidup mandiri bersama empat adiknya di rumah berukuran hanya 3x5 meter bersama sang nenek yang bekerja sebagai tukang cuci.

BACA JUGA:Menjelang Liburan Akhir Tahun, Astra Motor Bengkulu Ajak Pemudik untuk #Cari_Aman Berkendara

BACA JUGA:Atasi Longsor dan Lumpuhnya Akses, Pelebaran Jalan Ulu Manna–Pagar Alam Bakal Dibiayai Dana Inpres

“Dari uang itu, Rp150 untuk membeli deterjen, Rp150 untuk beras, sisanya dipakai kebutuhan harian. Kadang saat pulang sekolah tidak ada makanan, ya sekalian saja saya puasa Senin–Kamis,” cerita Irjen Pol Mardiyono, mengenang masa lalunya.

Sejak usia 7 tahun, Mardiyono kecil sudah membantu perekonomian keluarga dengan menjual bubur buatan neneknya. 


Podcast Inspirasi Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono, S.I.K., M.Si., bersama GM BETV Susanto --Ist/Rakyatbengkulu.com

Tak berhenti di situ, ia juga pernah menjadi petugas kebersihan pasar dengan upah Rp700 per bulan, menjual air bersih hingga membersihkan rumah tetangga.

Meski hidup serba kekurangan, ia tidak pernah menyerah pada pendidikan. 

Ia selalu rajin sekolah dan tak pernah tinggal kelas.

BACA JUGA:Dosen UM Bengkulu Kembangkan Modul Ajar Bahasa Inggris Digital Berbasis Kearifan Lokal di SDN 11 Kepahiang

BACA JUGA:Dosen UM Bengkulu Kembangkan Modul Ajar Bahasa Inggris Digital Berbasis Kearifan Lokal di SDN 11 Kepahiang

“Saya sering dimarahi guru bukan karena malas, tapi karena menunggak uang sekolah. Wali kelas saya, Bu Heni, bahkan pernah datang ke rumah dan akhirnya membantu membayarkan biaya sekolah supaya saya bisa ikut ujian,” sambungnya.

Kategori :