Kasus DBD dan Diare Meledak di Bengkulu, Anak-anak Paling Rentan Terdampak
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Ruslian.--Nova Dwi Amanda/rakyatbengkulu.com
BENGKULU, RAKYATBENGKULU.COM – Musim pancaroba membawa ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Bengkulu.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat lonjakan signifikan pada dua penyakit menular yang paling dominan.
yakni diare akut dan demam berdarah dengue (DBD), dengan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terserang.
BACA JUGA:Proyek Pamsimas di 14 Desa Mukomuko Baru Capai 30 Persen, PUPR Targetkan Rampung Oktober
BACA JUGA:Viral Keluhan Guru Honorer, Pemprov Bengkulu Tegaskan Sudah Beri Insentif Rp1 Juta Sejak Maret
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 hingga pertengahan Juli, tercatat 6.232 kasus diare.
Kota Bengkulu menjadi daerah paling terdampak dengan 1.898 kasus, disusul Rejang Lebong (955 kasus), dan kasus terendah ada di Bengkulu Selatan (165 kasus).
“Peningkatan ini dipicu oleh cuaca ekstrem yang menurunkan daya tahan tubuh, terutama pada anak-anak. Saluran pencernaan mereka sangat rentan saat kondisi lingkungan tidak mendukung,” ujar Ruslian, Minggu 20 Juli 2025.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Matangkan Aturan Pembinaan Pelajar Bermasalah, Libatkan TNI, Polri hingga LPA
BACA JUGA: Belum Ada Regulasi Mutasi PPPK, Ini Penjelasan Resmi BKPSDM Mukomuko
Sementara itu, kasus suspek DBD juga tak kalah mengkhawatirkan, dengan jumlah 1.093 kasus di seluruh kabupaten/kota.
Lagi-lagi, Rejang Lebong mencatat angka tertinggi (268 kasus), sedangkan Bengkulu Tengah tercatat paling rendah (34 kasus).
Meski tengah memasuki musim kemarau, potensi perkembangbiakan nyamuk tetap tinggi.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya genangan air tersembunyi di lingkungan tempat tinggal warga, yang menjadi sarang jentik nyamuk tanpa disadari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


