Awards Disway
HONDA

Kisah Ketahanan dari Batu Ampar, Inovasi Perempuan Alam Lestari Menjaga Kopi Tangguh Iklim

Kisah Ketahanan dari Batu Ampar, Inovasi Perempuan Alam Lestari Menjaga Kopi Tangguh Iklim

Kisah Ketahanan dari Batu Ampar, Inovasi Perempuan Alam Lestari Menjaga Kopi Tangguh Iklim--

Kini kopi semang dari Batu Ampar dipasarkan dengan brand “Koppi Sakti Kepahiang” dan telah menembus pasar luar Bengkulu. 

Harga kopi semang mencapai Rp500.000 per kilogram untuk roasted bean dan Rp600.000 per kilogram untuk bubuk, jauh di atas harga kopi robusta biasa.

Rata-rata produksi memang baru sekitar 10 kg per bulan. Namun nilai ekonominya mampu meningkatkan pendapatan perempuan secara signifikan. 

“Ini luar biasa, karena rasa dan latar belakang ceritanya membuat harganya jauh lebih tinggi,” katanya.

BACA JUGA:Lelang Jabatan Eselon II di Mukomuko Belum Digelar, Pemkab Masih Tunggu Pertek BKN

BACA JUGA:Donasi Bencana Alam Sumatera di Mukomuko Terkumpul Rp200 Juta, Penggalangan Masih Berlanjut

Hery Supandi, pengelola KM Nol Coffee di Bencoolen Mall, salah satu kedai yang memasarkan Koppi Sakti Kepahiang, menyebut kopi semang memiliki kualitas lebih tinggi karena dipilih langsung oleh hewan pemakan buah kopi. 

“Insting hewan sangat kuat. Mereka memilih kopi berkualitas terbaik,” ujarnya.

Menu kopi semang disajikan sebagai black coffee untuk menjaga cita rasa autentiknya. Dengan harga Rp50.000 per gelas, kopi ini menjadi favorit pelanggan, bahkan banyak yang melakukan repeat order karena sensasi rasa yang istimewa.

Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong merupakan dua wilayah dengan areal perkebunan kopi robusta terluas di Indonesia. 

Menurut data Ditjen Perkebunan, Kepahiang memiliki 25.751 hektare dengan produksi mencapai 19.953 ton. Produksinya meningkat setiap tahun, terbukti dari data BPS yang menunjukkan kenaikan signifikan sejak 2018.

Melihat potensi tersebut, model inovasi perempuan Alam Lestari menjaga kopi tangguh iklim dari Batu Ampar dapat menjadi inspirasi nasional. 

Praktik agroforestri, tradisi lokal, mitigasi iklim berbasis komunitas, hingga lahirnya produk bernilai tinggi menjadi bukti bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam melindungi kopi Indonesia dari ancaman iklim.

Ketekunan mereka menunjukkan bahwa menjaga kopi bukan hanya tentang bertahan hidup hari ini, tetapi mewariskan masa depan yang lebih subur, lestari dan tangguh.

Dengan memadukan adaptasi iklim, diversifikasi pangan dan inovasi produk bernilai tinggi, Perempuan Alam Lestari tidak hanya menjaga kopi tetap lestari. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: