Menuju Mukomuko Bebas TBC 2026: 6 Desa Bergerak, Dana Desa Disulap Jadi Senjata Pemberantas Tuberkulosis
Sosialisasi program hidup sehat di Mukomuko--Foto KORANRB.ID
Tak hanya berhenti di sosialisasi, Dinkes juga terus melakukan langkah preventif dan kuratif.
Salah satunya dengan menyambangi pasien TBC secara berkala serta mengadakan skrining aktif terhadap warga yang menunjukkan gejala awal.
“Kita secara masif mendatangi pasien positif TBC untuk memantau perkembangan, serta melakukan deteksi dini dimasing-masing wilayah kerja Puskesmas. Guna mempersempit ruang penyebaran,” ujarnya.
BACA JUGA:Tempo Sehari, Polsek Teluk Segara Ungkap Kasus Pengeroyokan dan Penganiayaan Berat
BACA JUGA:Terisolasi di Tengah Laut: Enggano Krisis BBM dan Listrik, Ekonomi Warga Lumpuh
Ciri-ciri warga yang terduga mengidap TBC, dijelaskan Ruli, adalah mereka yang mengalami batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, apalagi jika tidak kunjung sembuh meski telah diberi pengobatan.
Mereka yang terindikasi akan diperiksa menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM), dan jika hasilnya meragukan, tindakan lanjutan berupa rontgen akan dilakukan.
"Kalau ada orang yang batuk, diambil dahaknya lalu diperiksa di mesin Tes Cepat Molekuler (TCM).
Kalau mesin menjawab negatif, maka ada upaya lain untuk memastikan orang ini positif atau negatif TBC, akan dilakukan dengan cara Rontgen,’’ tandasnya.
Kabar baiknya, semua pengobatan untuk TBC ditanggung penuh oleh pemerintah pusat.
Warga yang positif TBC tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun. Obat-obatan tersedia gratis di seluruh Puskesmas yang ada di Mukomuko.
Berita ini telah tayang di KORANRB.ID dengan judul: Dinkes Berharap Dukungan Pemdes Wujudkan Mukomuko Zero TBC
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


