Wabah Penyakit Ngorok Ancam 6.000 Hewan Ternak di Mukomuko, 52 Sudah Mati
Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Fitriani Ilyas --Bayu/Rakyatbengkulu.com
MUKOMUKO, RAKYATBENGKULU.COM – Sebanyak 6.000 hewan ternak di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, terancam mati akibat serangan penyakit ngorok atau dikenal secara medis sebagai Septicaemia Epizootica (SE).
Temuan ini disampaikan langsung oleh Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko setelah melakukan penelusuran intensif di lapangan.
Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Fitriani Ilyas mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan wabah penyakit ngorok ini setelah menerima laporan dari masyarakat pada akhir April 2025.
Dari hasil pengecekan, diketahui bahwa populasi hewan ternak di beberapa wilayah telah terdampak, dengan ribuan di antaranya berada dalam kondisi terancam.
BACA JUGA:MK Jadwalkan Sidang Gugatan PSU Bengkulu Selatan 15 Mei, Paslon 02 Siap Tempur
"Setelah kami menerima laporan dari masyarakat adanya wabah ini, kami langsung melakukan penelusuran di lapangan. Sehingga ditemukannya wabah penyakit ngorok tersebut salah satunya, populasi hewan ternak terancam sebanyak 6.000 ekor," ujarnya pada Selasa 13 Mei 2025.
Dari data Dinas Pertanian, tercatat sebanyak 52 ekor kerbau mati antara tanggal 20 April hingga 7 Mei 2025.
Kasus kematian tersebut terjadi di wilayah Desa Pernyah dan Retak Hilir.
"Selain populasi hewan ternak sebanyak 6.000 ekor terancam mati, kami juga mencatat dari tanggal 20 April hingga 7 Mei ada sebanyak 52 ekor hewan mati akibat wabah ini," tambahnya.
BACA JUGA:Aksi Kemanusiaan Polres Bengkulu Selatan, Bedah Rumah Layak Huni untuk Warga Pino
BACA JUGA:Lagi Diet? Ini Rekomendasi Menu Makan Siang Tinggi Serat yang Lezat dan Bikin Kenyang Lebih Lama
Dinas Pertanian juga telah mengambil sampel hewan ternak yang sakit untuk dilakukan diagnosa laboratorium.
Hasilnya menunjukkan bahwa ternak tersebut positif terkena penyakit ngorok.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


