Awards Disway
HONDA

Tradisi Mbed-Mbedan: Ritual Unik Usai Hari Raya Nyepi

Tradisi Mbed-Mbedan: Ritual Unik Usai Hari Raya Nyepi

Keseruan tradisi usai Hari Raya Nyepi Mbed-Mbedan Jadi salah satu daya tarik desa Adat Sematan Badung Bali--Instagram/infobali_update

RAKYATBENGKULU.COM - Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi unik dalam merayakan momen keagamaan, salah satunya adalah Mbed-Mbedan, sebuah tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Adat Semate, Badung, Bali, sehari setelah Hari Raya Nyepi

Tradisi ini bukan sekadar perayaan biasa, tetapi memiliki makna mendalam yang diwariskan turun-temurun.

Apa Itu Tradisi Mbed-Mbedan?

Mbed-Mbedan merupakan tradisi seperti tali tambang yang dilakukan oleh para pemuda desa. 

Kata “mbed-mbedan” sendiri berasal dari bahasa Bali yang berarti “saling tarik menarik.” Ritual ini dilakukan oleh dua kelompok, yaitu kelompok pemuda desa yang saling berhadapan dan mencoba saling menarik serta mendorong satu sama lain.

BACA JUGA:Persiapan Sholat Ied di Bengkulu: 471 Masjid & Lapangan Siap Tampung Jemaah

BACA JUGA:Awas! Ini Imbauan Kapolres Mukomuko untuk Pemudik Agar Perjalanan Lebih Aman

Tradisi ini biasanya berlangsung di depan Pura Desa Adat Semate, tepat sehari setelah Nyepi, pada Hari Ngembak Geni. 

Hari ini adalah waktu bagi masyarakat Bali untuk kembali bersosialisasi dan mempererat tali persaudaraan setelah sehari penuh melakukan Catur Brata Penyepian.

Sejarah dan Makna Mbed-Mbedan

Mbed-Mbedan bukan sekadar permainan, tetapi memiliki latar belakang historis dan spiritual yang kuat.

Konon, tradisi ini sudah ada sejak abad ke-17 pada masa Kerajaan Badung. 

Kala itu, dua kelompok pemuda desa sering berselisih paham.

BACA JUGA:Tak Seperti Tahun Lalu, Arus Mudik di Bengkulu Sepi! Ini Kata PO Bus SAN

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait