Mendag: 700 Desa Masuk Peta Ekspor, Siap Sumbang Devisa Negara

RAKYATBENGKULU.COM - Desa-desa di Indonesia kini tidak lagi hanya dipandang sebagai pusat produksi pertanian tradisional, melainkan mulai tampil sebagai pemain penting dalam perdagangan internasional. 

Hal ini ditegaskan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso saat melepas ekspor kakao fermentasi dari Kabupaten Jembrana, Bali, menuju Prancis.

Menurut Mendag, pemerintah telah memetakan ribuan desa dengan potensi ekspor. Dari jumlah itu, 700 desa dinyatakan sudah siap menembus pasar global.

"Kami memetakan ribuan desa yang memiliki potensi ekspor. Dari ribuan itu, saat ini 700 desa siap melakukan ekspor," ujar Mendag, dikutip dari Antaranews.com.

BACA JUGA:Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan 20 Ton Pasir Timah ke Thailand

BACA JUGA:Tiga Nama Calon Sekda Mukomuko Sudah Ditetapkan, Bupati Tentukan Pilihan

Untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah meluncurkan program Desa BISA Ekspor, hasil pengembangan dari program Desa Devisa yang sebelumnya digagas Kementerian Keuangan. 

Program ini melibatkan sejumlah kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Kementerian Pertanian, serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Budi Santoso menambahkan, peran sektor swasta dan lembaga perbankan juga sangat penting dalam membuka akses pasar internasional.

"Ada juga pihak swasta termasuk bank yang mendukung program ini. Kami buka akses yang luas bagi ekspor produk desa," katanya.

Selain menyiapkan akses pasar, pemerintah juga mendorong hilirisasi produk desa agar tidak hanya menjual bahan mentah. 

Produk setengah jadi bahkan produk jadi dengan nilai tambah tinggi menjadi target utama.

BACA JUGA:Update Harga TBS Sawit Minggu Kedua September 2025 di Mukomuko, Harga Terendah Masih Rp 2.940 per Kg

BACA JUGA:Silaturahmi Perdana, DPD KAI Bengkulu Sambangi Rakyat Bengkulu Perkuat Sosialisasi KUHP Baru

Sumber: